Sabtu, 30 Oktober 2010

Musikalisasi Puisi


A. Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi bukan barang baru di dunia seni. Kelompok musik Bimbo, misalnya, mereka sangat ekspresif menyanyikan puisi-puisi Taufiq Ismail atau Wing Kardjo. Sebut saja puisi Dengan Puisi Aku ciptaan Taufiq Ismail telah berhasil disenandungkan dengan baik tanpa mengubah makna puisi tersebut. Atau puisi Salju karya Wing Kardjo yang begitu manis dengan iringan dentingan gitar dan sedikit orkestrasi gaya khas Bimbo. Beberapa tahun kemudian muncul Ebiet G Ade yang mengusung puisi-puisi ciptaannya ke dalam bentuk-bentuk melodi baladis. Masih banyak lagi tokoh-tokoh musik yang memusikkan puisinya seperti : Yan Hartlan dan Rita Rubi Hartlan, juga Uli Sigar Rusady.
Tentu saja tidak semua puisi dapat dimusikalisasikan. Puisi-puisi yang bertipografi tertentu tidak bisa dibangun melodi. Dalam hal ini Rene Wellek dalam Teori Kesusastraan menyebutkan, melodisasi puisi (penggunaan notasi) sulit diterapkan pada puisi yang mirip percakapan, pidato. Puisi Cintaku Jauh Di Pulau dalam kumpulan puisi Deru Campur Debu tersebut di atas memungkinkan untuk dibangun melodi karena terdiri dari bait-bait dengan jumlah baris yang berpola. Pola pembaitan tersebut memudahkan komposer (penyusun musik) untuk membagi-bagi ke dalam pola birama tertentu.
Musikalisasi puisi acap kali diartikan sebagai teknik pembacaan puisi dengan iringan orkestrasi musik baik yang sederhana maupun orkes ansambel atau simponi. Musikalisasi puisi pada praktiknya baru sampai pada tahap mengiringi pembacaan puisi dengan beberapa alat musik seperti gitar, piano, dan alat ritmik yang lain. Memang ada sebagian dari mereka sudah menyanyikannya namun belum disusun dalam bentuk teks lagu. Sedangkan musikalisasi yang sebenarya (melodisasi puisi) dalam konteks ini sudah merupakan kegiatan menyanyikan puisi total dengan memberi melodi, pola ritme, pemilihan jenis tangga nada, hingga pemberian rambu-rambu dinamik dan ekspresi pada puisi tertentu. Pada praktiknya, kegiatan menyanyikan puisi ini lebih menarik diterapkan pada sekolah-sekolah, mulai sekolah dasar hingga sekolah lanjutan. Kegiatan musikalisasi puisi jenis ini ternyata diminati mereka yang ingin menggunakan cara lain dari sekadar membaca puisi. Anak-anak usia SD hingga SMU, dari tahap pengkhayal hingga tahap realistik sudah dapat diajak menyanyikan puisi, tentu saja dengan tidak menghilangkan otoritas puisi sebagai suatu karya seni. Otoritas puisi sebagai salah satu karya seni harus tetap dijaga, sehingga makna yang terkandung di dalamnya tetap utuh, tidak bergeser.
B. Mengapa Puisi Dinyanyikan?
Jika kita mencermati lagu-lagu anak-anak muda masa kini, dengan tidak mengabaikan proses kreatifitas mereka, kita dihadapkan pada ungkapan-ungkapan yang serba sederhana, polos dan vulgar. Menangkap syair dalam lagu mereka hampir tidak memerlukan energi untuk menafsirkan makna. Yang penting bagi mereka adalah pesannya capat sampai pada sasaran. Musik rap adalah satu contoh bagaimana kata-kata disusun secara sederhana, tidak perlu melalui proses kontemplasi terhadap nilai-nilai estetis. Perenungan terhadap nilai estetis itulah yang kita harapkan bisa menambah wawasan berkesenian, sekaligus sebagai sarana apresiasi terhadap suatu karya seni. Dari sinilah siswa dapat menghargai karya seni dan mempunyai kepekaan terhadap sesuatu yang indah.
Jika hal ini dapat diterapkan, tidak sia-sia FX. Soetopo dan RAJ. Soedjasmin membuat komposisi untuk dua puisi Chairil Anwar tersebut. Masalah yang dihadapi kemudian adalah, bagaimana tanggapan sastrawan khususnya penyair, terhadap gagasan melodisasi puisi ini. Pro dan kontra selalu terjadi terhadap sesuatu yang belum pernah dicobakan. Lazim atau tidak, setuju atau menolak, yang jelas tidak semua penyair mencak-mencak ketika puisinya menjadi populer ketika dinyanyikan. Ketika seorang Ebiet G Ade menyanyikan puisi-puisinya dan laris di pasaran kaset, L. Tengsoe Tjahjono berpendapat lain terhadap proses kreatif ini. Toh Ebiet, Bimbo, dan Taufiq Ismail tetap berjalan beriringan. Segi intrinsik dan otoritas puisi sebagai karya sastra tidak akan terganggu sebagaimana yang diutarakan pengamat sastra tadi. Jika ada cara lain yang lebih menarik dan diminati siswa dalam mengapresiasi puisi, mengapa tidak dicobakan dalam pembelajaran apresiasi sastra khususnya puisi. Uraian ini sekadar mencari alternatif lain cara mengapresiasi puisi disamping cara yang sudah biasa dilakukan seperti pembacaan puisi dan berdeklamasi.
C. Manfaat Yang Diperoleh
Musikalisasi puisi yang dimaksud pada buku ini bukan sekadar membacakan puisi dengan diiringi permainan musik seperti kebanyakan orang melakukannya, tetapi sudah melibatkan penggunaan unsur-unsur musik antara lain : melodi, irama/ritme, harmoni, yang diwujudkan dalam bentuk lembaran musik (partitur).
Untuk lebih memudahkan penyampaian kepada siswa dan guru yang tidak terbiasa membaca notasi balok maupun angka, guru bisa memanfaatkan kaset rekaman yang mudah di dapat. Guru bersama-sama siswa tentu akan lebih mudah melakukan apresiasi puisi dari media tersebut dibandingkan sekadar membacakannya. Untuk melengkapi bahan apresiasi, guru bisa mengumpulkan media serupa yang diambil dari kaset lagu-lagu Bimbo, Ebiet G Ade, Rita Rubbi Hartlan, dan lain-lain.
1. Bentuk Karya
Bentuk fisik karya Musikalisasi Puisi ini ada 2 (dua), yakni teks lagu (partitur) dan media Compact Disk (CD) atau kaset yang berisi rekaman puisi yang dibacakan dan dilagukan.
a. Partitur musik : adalah teks lagu yang berisikan puisi-puisi yang diaransemen ke dalam bentuk lembaran musik yang berupa : melodi, irama/ritme, dan harmoni, (teks terlampir)
b. Compact Disk atau kaset rekaman : adalah hasil rekaman pembacaan puisi dan nyanyian yang diambil dari puisi yang sudah dibacakan.
Kedua bentuk fisik tersebut akan sangat membantu baik guru maupun siswa dalam mengapresiasi sebuah puisi.
Karya ini bermanfaat tidak saja bagi siswa dan guru, tetapi juga bagi komunitas pencinta sastra khususnya apresian puisi.
2. Manfaat bagi siswa
a. mudah menghafal puisi mulai dari pembaitan hingga tipografi puisi,
b. mudah memahami isi puisi dari penggunaan tangga nada dan pola ritme,
c. memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih cara yang paling mudah untuk mengapresiasi puisi,
d. memberikan tambahan khasanah lagu baru di samping lagu-lagu yang sudah biasa dinyanyikan,
e. mengajari siswa untuk menhargai karya orang lain,
f. mengajari siswa untuk bersikap positif,
3. Manfaat bagi guru
a. memudahkan guru untuk mengajarkan pembelajaran apresiasi puisi,
b. memberikan variasi pilihan/alternatif pembelajaran puisi di kelas,
c. memancing guru untuk kreatif dan inovatif dalam pembelajaran sastra dan Bahasa Indonesia pada umumnya,
d. memperkaya khasanah lagu bagi guru,
4. Manfaat bagi pencinta/apresian
a. memberikan pilihan alternatif bagi apresian untuk mengapresiasi puisi,
b. memancing kreativitas para pencinta sastra untuk mengembangkan daya imajinasinya,
5. Dampak/Pengaruh Yang Diharapkan
Dampak dan pengaruh yang ditimbulkan dari mengapresiasi karya sastra ini adalah :
1. Bagi siswa :
Ø siswa lebih menyenangi pembelajaran sastra,
Ø terbentuknya sikap dan moral siswa untuk menghargai karya orang lain, menghargai alam ciptaan Tuhan, mencintai kedamaian, dll,
Ø siswa mendapatkan pengalaman baru dari mengapresiasi puisi,
2. Bagi guru :
Ø guru lebih kreatif dalam memberikan pembelajaran apresiasi sastra,
Ø guru lebih menyenangi pembelajaran apresiasi sastra,
Ø guru merasa lebih yakin memberikan pembelajaran di depan kelas,
Dampak yang langsung dirasakan baik bagi siswa maupun guru adalah terciptanya iklim yang sejuk dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang menggunakan pendekatan komunikatif bisa langsung dirasakan oleh guru maupun siswa.
Metode Musikalisasi Puisi ini sifatnya universal dan sangat fleksibel dalam penerapannya. Semua jenjang pendidikan, mulai SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA tentulah mendapatkan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, oleh karena itu sangat tepat jika metode ini diterapkan. Tentu saja puisi-puisi yang dijadikan bahan apresiasi serta tingkat kesulitan lagunya disesuaikan dengan usia jenjang pendidikan.
D. Bagaimana Metode Musikalisasi Puisi Diterapkan?
Tentu tidak semua guru bahasa Indonesia dapat menerapkan metode ini karena tidak semua guru bahasa bisa menyanyi apalagi mengajarkanya kepada siswa siswa. Cara paling mudah adalah mendengarkan hasil rekaman yang berisi puisi-puisi yang sesuai untuk diajarkan di jenjang pendidikan tertentu. Puisi-puisi Taufiq Ismail dan Wing Kardjo yang penulis sebutkan di atas sesuai untuk usia SMP dan SMA dengan pertimbangan bahwa puisi tersebut mudah untuk dipahami maknanya. Hasil rekaman berbentuk kaset sudah lama dikenal orang. Cara kedua yakni dengan melibatkan guru kesenian yang ada untuk mengajarkan bagaimana mengajarkan membaca notasi dan melagukannya. Tahap pemaknaan tetap dilakukan oleh guru bahasa bersangkutan. Puisi Cintaku Jauh Di Pulau atau Aku (Semangat) karya Chairil Anwar sudah digubah dalam bentuk lagu oleh FX. Soetopo dan RAJ. Soedjasmin. Kedua puisi tersebut, menurut Situmorang sesuai diajarkan untuk tingkat SMU.
Untuk mendukung penerapa teknik musikalisasi puisi perlu sedikit penguasaan unsur-unsur musik secara umum. Unsur-unsur musik yang dimaksud adalah : nada, melodi, irama, harmoni, serta unsur pendukung lain seperti ekspresi, dinamika, serta bentuk lagu.
1. Nada
Nada merupakan bagian terkecil dari lagu. Nada (tone) dalam pengertian musik adalah suara yang mempunyai getaran tertentu dan mempunyai ketinggian tertentu. Nada dalam tangga nada diatonis mempunyai jarak interval tertentu juga. Dalam kegiatan musikalisasi puisi nada merupakan unsur dasar.
2. Melodi
Nada-nada (tone) di atas akan bermakna jika disusun secara horizontal dengan lompatan-lompatan (interval) tertentu. Nada-nada yang disusun secara horizontal dengan lompatan (interval) tertentu itu dinamakan melodi. Melodi inilah yang kemudian menjadi kalimat lagu dan terdiri dari frase-frase serta tema tertentu. Deretan melodi kemudian menjadi lagu.
3. Irama
Irama menentukan bentuk lagu. Irama di dalam musikalisasi puisi menjadi sangat penting untuk memberi jiwa dari puisi yang diapresiasi. Puisi yang bersemangat seperti “Aku”-nya Chairil Anwar menjadi lebih bermakna dengan penggunaan birama 4/4 dengan tempo sedang serta perubahan tempo accelerando (dipercepat) dan rittardando (diperlambat). Birama (sukat) adalah (angka pecahan : 2/4, ¾, 4/4, 6/8, 9/8) yang merupakan petunjuk akan jiwa lagu. Puisi-puisi baladis Ebiet G Ade kebanyakan menggunakan birama 4/4, sedangkan puisi-puisi religius Taufiq Ismail digubah Bimbo dengan birama ¾. Meskipun birama ¾ kebanyakan digunakan untuk lagu-lagu walz, tetapi ternyata serasi dengan puisi religius dengan orkestrasi versi Bimbo.
4. Tangga nada
Penggunaan tangga nada berpengaruh besar terhadap penjiwaan puisi. Di dalam musik tangga nada diatonis (terdiri 7 nada pokok dan 5 nada sisipan) merupakan tangga nada yang banyak dipakai dalam musikalisasi puisi, sedangkan tangga nada pentatonic lebih banyak dipakai dalam seni musik tradisional jawa (karawita) seperti macapatan. Penggunaan tangganada minor dipakai untuk puisi-puisi atau lagu yang berjiwa melankolis, sendu, sedih, duka, pesimistis. Sajak “Cintaku Jauh Di Pulau”-nya Chairil Anwar sangat sesuai dengan tangga nada minor, sedangkan “Semangat”-nya Chairil Anwar lebih gagah dengan menerapkan tangga nada mayor yang lebih dekat dengan jiwa optimis, gagah, berani, riang, gembira.
Lagu-lagu yang menggunakan tangga nada mayor memang kebanyakan bersemangat, optimistis, dan riang, sedangkan penggunaan tangga nada minor lazimnya digunakan untuk lirik-lirik yang melankolis, pesimistis, duka, lara. Dalam seni musik, tangga nada mayor dan minor kadang-kadang digunakan dalam satu lagu. Lagu “Sepasang Mata Bola”, ciptaan Ismail Marzuki merupakan salah satu contoh penggunaan tangga nada minor. Awal lagu itu menggunakan tangga nada minor sesuai dengan lirik bait 1 dan 2, sedangkan pada bait refrain (bait yang sering diulangi) menggunakan tangga nada mayor.
Tangga nada pentatonic (5 nada pokok) kebanyakan digunakan dalam seni musik tradisional (seni karawitan). Namun demikian tangga nada ini juga sering mewarnai penggunaan tangga nada diatonis minor, terutama laras pelog yang memang bias disejajarkan dengan tangga nada diatonis.
5. Tempo
Tempo menentukan karakter lagu. Tempo secara umum adalah sesuatu yang berhubungan dengan cepat lambatnya lagu dinyanyikan (musik dimainkan). Dalam permainan musik, tempo dinyatakan dengan tanda yang merupakan rambu-rambu yang harus ditepati dalam menyanyikan lagu. Pengelompokan tempo terdiri dari golongan tempo cepat, tempo sedang, tempo lambat, serta perubahannya. Kecepatan lagu diukur dengan alat pengukur yang disebut Metronome buatan Maelzel. Metronome ini yang akan memberikan petunjuk seberapa cepat dan seberapa lambat lagu dinyanyikan.

6. Tempo lambat
Lento = lambat
Adagio = lambat sedang
Largo = lambat sekali
7. Tempo sedang
Andante = seperti orang berjalan
Moderato = sedang
8. Tempo cepat
Allegro = cepat
Allegretto = agak cepat
Presto = sangat cepat.
9. Tempo perubahan
Rittenuto (ritt) = dipercepat
Accelerando (accel) = diperlambat
A tempo (tempo primo) = kembali ke tempo semula.
6. Dinamik
Kadangkala suatub lagu dinyanyikan dengan sangat lembut pada awal penyajian, kemudian berangsur-angsur keras, atau mendadak keras, kembali melembut pada bagian tertentu, kemudian mengeras atau melembut pada bagian akhir (ending). Perubahan keras-lembutnya lagu ini akan memberikan nuansa penjiwaan pada penyajian lagu. Di dalam musik, keras lembutnya lagu ini ditandai dengan rambu-rambu dinamik, sedangkan tanda-tandanya disebut tanda dinamik yang berupa istilah maupun tanda (signal). Rambu-rambu dinamik itu ditulis di bagian-bagian lagu yang memerlukan perubahan keras-lembut.
Sekadar gambaran, secara garis besar dinamik dibagi menjadi 2 bagian yakni :
a. Tanda dinamik keras :
f = forte, berarti keras
ff = fortissimo, berarti sangat keras
fff = fortissimo assai, berarti sekeras-kerasnya
mf = mezzoforte, setengah keras.
Keterangan : batas antara forte dan fortissimo, serta fortissimo assai relatif kecil, karena di dalam musik vocal batas dinamik tersebut tidak dapat diukur dengan alat.
b. Tanda dinamik lembut :
p = piano, berarti lembut
pp = pianissimo, berarti sangat lembut
ppp = pianissimo possible, berarti selembut-lembutnya
mp = mezzopiano, setengah lembut.
Keterangan : batas antara piano dan pianissimo, serta pianissimo possible relatif kecil, karena di dalam musik vocal batas dinamik tersebut tidak dapat diukur dengan alat.
c. Perubahan dinamik :
Perubahan dinamik dibimbing dengan penggunaan tanda (signal) atau istilah pada bagian lagu yang memerlukan perubahan. Tanda-tanda tersebut antara lain :
< : crescendo, berarti menjadi keras
> : decrescendo, berarti menjadi lembut
<> : meza di voce, berarti menjadi keras kemudian kembali menjadi lembut dalam satu frase,
7. Ekspresi
Ekspresi menjadi bagian terpenting dalam menyajikan sebuah lagu. Keberhasilan menterjemahkan karya seni musik menjadi tantangan terbesar bagi seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu. Dalam lembaran musik, ekspresi selain timbul secara alamiah dari seorang penyanyi (internal), juga dapat dituntun dengan tanda (signal) berupa istilah, ungkapan dalam bahasa asing. Istilah ekspresi itu lazimnya ditulis pada bagian awal lagu setelah tanda birama (sukat), tetapi kadangkala juga ditulis di bagian tengah lagu yang memerlukan perubahan ekspresi. Lagu “Cintaku Jauh Di Pulau”, karya Chairil Anwar, digubah ke dalam lagu oleh F.X. Soetopo dengan membubuhkan tanda ekspresi Andante Con Expresivo, yang merupakan gabungan dari tanda tempo Andante, berarti pelan, dan Con Expresivo, berarti dengan penuh ekspresi. Tentu saja setiap lagu mempunyai ekspresi berbeda tergantung isi/tema puisi/liriknya.
8. Harmoni
Harmoni menjadi sangat dibutuhkan ketika musikalisasi puisi sudah sampai pada tahap orkestrasi yang melibatkan unsur instrumen musik iringan. Pada tahap ini peran iringan adalah memadukan unsur melodi, ritme, tempo, dinamik, serta ekspresi lagu. Harmoni selalu dikaitkan dengan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara unsur yang satu dengan lainnya. Di dalam musik, harmoni juga berarti keselarasan antara unsur-unsur musik. Pada seni musik karawitan Jawa, harmoni sering dikaitkan dengan istilah ‘nges’, yaitu rasa musikal yang memadukan antarunsur, sedangkan dalam musik umum, selain ‘nges’, harmoni juga berarti keterpaduan antara nada satu dengan nada yang lain.
Pengertian praktis dan sederhana, harmoni dalam musik diatonis adalah dua nada atau lebih (dwinada, trinada) pada tangga nada diatonis dibunyikan secara bersamaan yang menghasilkan perpaduan nada yang harmonis. Perkembangan berikutnya, gabungan nada-nada tersebut dikelompokkan menjadi tingkata-tingkatan akor (harmoni) yang kelak akan sangat memberi dukungan pada penyajian lagu.
Pada praktik penyajian musikalisasi puisi, peran harmoni ini ditumpukan kepada instrumen harmonis, seperti (yang paling ringan) adalah gitar. Gitar merupakan alat paling sederhana dan relatif mudah dalam membentuk harmoni dalam musikalisasi puisi. Pada tingkat yang lebih sulit dan relatif mahal, peran gitar biasanya digantikan oleh piano, harpa, atau ansambel, bahkan orkes besar seperti simponi. Rambu-rambu harmoni pada tulisan musik (partitur) biasanya sudah ditulis oleh penyusun komposisi, namun dalam musikalisasi puisi, rambu-rambu itu bukan harga mati, artinya pelaku musikalisasi puisi dapat membuat variasi hiasan (ornamentasi) musikal sejauh masih dalam batas wajar dan enak dinikmati dari segi audio.
Penggunaan harmoni manual pada piano untuk musikalisasi puisi sering kita dengarkan pada penyajian lagu-lagu seriosa Indonesia seperti festival pemilihan bintang radio dan televisi tahun-tahun 80-an, sedangkan Bimbo, Ulli Sigar Rusady, Ebiet G Ade, banyak menggunakan gitar dan orkestrasi.
9. Bentuk Lagu
Bentuk lagu yang dimaksud adalah komposisi lagu secara tertulis/tekstual. Bentuk lagu akan tergantung kepada tipografi lirik yang diikutinya. Kalimat lagu akan disesuaikan dengan struktur pembaitan puisi yang dimusikkan. Puisi lama seperti pantun, seloka, gurindam yang mempunyai struktur pembaitan baku akan lebih mudah untuk dibentuk kalimat lagu, namun bukan berarti puisi baru dengan tipografi yang tidak jelas pembaitannya tidak bias dibuat lagu. Puisi-puisi Sutardji Calzoum Bacri bahkan bias dibuat komposisi musik.
Pada sajak “Pahlawan Tak Dikenal” karya Toto Sudarto Bachtiar, pembaitannya cukup membantu untuk dibuat komposisi lagu. Struktur kalimat lagu menjadi mudah dipolakan. Sedangkan sajak “Semangat”, yang kemudian diubah menjadi “Aku” oleh pengarangnya sendiri Chairil Anwar begitu sulit memolakan pembaitan musik, namun demikian R.A.J.Soedjasmin, penggubah lagu untuk sajak tersebut begitu manis dan rapi menyusun kalimat lagunya sehingga sajak tersebut menjadi lebih bermakna ketika dinyanyikan.

E. Tahap-tahap Pembelajaran Musikalisasi Puisi

  1. Tahap Pembacaan Puisi
Pada tahap pembacaan puisi ini, siswa diajak membaca puisi secara keseluruhan dengan memperhatikan teknik baca puisi. Salah satu siswa diberi tugas membaca puisi dengan teknik yang sudah pernah diajarkan dengan memperhatikan nada, irama, rima, intonasi, serta artikulasi yang tepat. Dipilih puisi yang pendek serta relatif mudah memahami isi yang terkandung di dalamnya. Puisi yang bertemakan pahlawan sangat disenangi oleh anak-anak usia SD sampai SMP, ambillah contoh sajak “Karangan Bunga” karya Taufiq Ismail atau sajak “Pahlawan Tak Dikenal” karya Toto Sudharto Bachtiar. Pengamatan guru (pengamat) dipusatkan selain pada teknik pembacaan puisi juga pada sikap, minat, serta motivasi siswa dalam mendengarkan pembacaan puisi tersebut. Jika terdapat kegaduhan atau ketidakacuhan siswa berarti siswa tidak berminat terhadap teknik seperti ini, walaupun demikian kegiatan ini harus tetap dilangsungkan. Dalam memberikan motivasi terhadap siswa, seyogianya dihindarkan cara-cara pemaksaan dan tugas terlalu berat karena akan semakin menjauhkan siswa dari puisi.

  1.  Tahap membaca nada dan melodi
Kegiatan inti dari musikalisasi puisi adalah mengekspresikan puisi dengan menyanyikan bait-bait puisi yang diapresiasi. Disebutkan di depan bahwa kegiatan paling mudah dalam mengapresiasi puisi melalui metode musikalisasi puisi adalah mendengarkannya dari kaset rekaman, VCD, atau perangkat elektronik lainnya. Dewasa ini sangat mudah mencari rekaman grup Bimbo, Ebiet G Ade, atau grup-grup musik lain dengan mengambil dari internet (download), jika sulit menemukan rekaman dalam bentuk kaset. Namun demikian, akan lebih lengkap jika kepada siswa juga disajikan teks lagu (partitur musik) dari puisi yang diapresiasi. Dalam hal ini, (seandainya guru bahasa Indonesia tidak terampil membaca notasi musik), dapat melibatkan guru musik yang mempunyai kompetensi di dalam membaca nada/melodi lagu.
Tahap membaca nada/melodi ini seperti layaknya mengajarkan lagu dengan menggunakan notasi, baik notasi balok maupun notasi angka. Karena kepentingannya untuk menyanyikan lagu, lebih baik menggunakan notasi angka. Selain efisien, juga mudah mengajarkannya. Baris demi baris siswa diajak menyanyikan melodi dengan teknik solmisasi, hingga keseluruhan lagu. Pada tahap ini akan dijumpai perubahan sikap siswa, dan pengamat seyogianya mencatat setiap perubahan, perkembangan yang dialami siswa (apresian).

  1. Tahap menyanyikan puisi
Jika melodi lagu sudah dikuasai, tahap berikutnya adalah menyanyikan puisi sesuai melodi. Kegiatan ini dilakukan dengan membagi dua kelompok. Kelompok satu menyanyikan melodi, sedangkan kelompok lainnya menyanyikan syairnya secara bergantian.

  1. Tahap memaknai isi puisi
Menjelang akhir pembelajaran siswa diajak untuk mendengarkan (mengapresiasi) puisi yang sudah dinyanyikan dari kaset rekaman (Bimbo, Ebiet G Ade, buatan MGMP). Kemudian pengalaman apa yang diperoleh siswa setelah mendengarkan (atau bahkan melakukan sendiri) melodisasi puisi.

E. Kendala Yang Dihadapi

Setiap metode pembelajaran selalu dihadapkan pada masalah dalam penerapannya. Kendala yang dihadapi dalam metode pembelajaran melagukan puisi ini adalah tidak semua guru bisa membaca melodi. Jika demikian yang terjadi, guru bahasa perlu melibatkan guru seni musik yang ada untuk mengajarkan lagu, sedangkan segi pemaknaan adalah hak guru bahasa. Cara paling mudah adalah dengan mendengarkan kaset lagu-lagu yang berisi puisi-puisi, seperti : Bimbo dengan puisi Taufiq Ismail dan Wing Kardjo, Ebiet G Ade dengan puisi-puisinya, dan lain-lain.

F. Penutup

Untuk memperoleh hasil yang maksimal, metode pembelajaran melodisasi puisi ini perlu diujicobakan baik di tingkat SD, SLTP dan SMU, mulai tahap mengkhayal hingga pada tahap realistik. Metode ini memang memerlukan keterampilan khusus, terutama kepekaan terhadap nilai seni atau nilai estetika dari para guru bahasa pada umumnya dan bahasa Indonesia khususnya. Penulis juga menyadari, bahwa semua metode memang memerlukan waktu panjang untuk bisa diterapkan, apalagi metode pembelajaran melodisasi puisi ini masih baru dan jarang mendapatkan perhatian dari para guru bahasa mengingat tidak semua guru bahasa mempunyai minat dan perhatian kepada seni musik. Akhirnya, penulis berharap tulisan ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pembelajaran sastra yang selama ini baru mendapatkan porsi yang relatip sedikit.

http://smp-satu-cilacap.blogspot.com/2009/01/musikalisasi-puisi.html

Jumat, 08 Oktober 2010

Naskah Drama - Jaka Ngiyub

Penokohan

a. Tokoh Antagonis

1) Nawang Menit yang diperankan oleh Purwati

Dia adalah salah satu bidadari yang tidak mempedulikan penderitaan saudaranya, karena itu dia dianggap tokoh yang jahat.

Ø Ciri fisik :

Nawang Menit berumur 20 tahun, kurus dan tingginya kurang lebih 155 cm, berat 42 kg, rambut hitam lurus, dan cantik.

Kamis, 07 Oktober 2010

Sinonim, Antonim, Dan Homonim

A. Sinonim
Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.

Contoh Sinonim :

- binatang = fauna

Akronim

Akronim adalah sebuah singkatan yang menjadi sebuah kata tersendiri. Contoh-contoh beberapa akronim:
  • Asbun - asal bunyi
  • Sinetron - sinema elektronik
Banyak istilah-istilah politik di Indonesia merupakan akronim:
  • Kades - Kepala Desa

Rabu, 06 Oktober 2010

Naskah Drama - Ketika Iblis Menikahi Seorang Perempuan

Dari sebuah cerita rakyat Firenze. Berdasarkan karya Nicolo Machiavelli
Disadur ke dalam drama Sebebas-bebasnya Oleh: T. Arief

Nicholo Machiavelli, lahir di Fiorentina pada 1469.  Ketika itu Itali masih berbentu negara kota. Beliau tumbuh dikalangan borjuis. Mengabdi pada keluarga Medici. Machiavelli dikenal melalui bukunya Il Principe.  Dengan zargon, menghalalkan segala cara, dia dikenal sebagai “nabinya” para penguasa yang diktator.
Beliau tutup mata pada tahun 1527.
Buku yang ditulisnya:
1.    Discources
2.    Il Principe
3.    Art of war
4.    La Mandragola

Minggu, 03 Oktober 2010

Anatomi Cerpen

            Setelah mengerti betul definisi cerpen, karakteristik cerpen dan unsur-unsur yang wajib ada dalam membangun cerpen, maka sejatinya Anda sudah sangat siap untuk menciptakan sebuah cerpen. Sebelum menulis cerpen ada baiknya anda mengetahui anatomi cerpen atau bisa juga disebut struktur cerita. Umumnya anatomi cerpen, apapun temanya, di manapun settingnya, apapun jenis sudut pandangan tokohnya, dan bagaimanapun alurnya memiliki anatomi sebagai berikut:
            1. Situasi (pengarang membuka cerita)
            2. Peristiwa-peristiwa terjadi
            3. Peristiwa-peristiwa memuncak
            4. Klimaks
            5. Anti Klimaks

Unsur Intrinsik Cerpen

1.      Tema

Yaitu gagasan inti. Dalam sebuah cerpen, tema bisa disamakan dengan pondasi sebuah bangunan. Tidaklah mungkin mendirikan sebuah bangunan tanpa pondasi. Dengan kata lain tema adalah sebuah ide pokok, pikiran utama sebuah cerpen; pesan atau amanat. Dasar tolak untuk membentuk rangkaian cerita; dasar tolak untuk bercerita.
Tidak mungkin sebuah cerita tidak mempunyai ide pokok. Yaitu sesuatu yang hendak disampaikan pengarang kepada para pembacanya. Sesuatu itu biasanya adalah masalah kehidupan, komentar pengarang mengenai kehidupan atau pandangan hidup si pengarang dalam menempuh kehidupan luas ini. Pengarang tidak dituntut menjelaskan temanya secara gamblang dan final, tetapi ia bisa saja hanya menyampaikan sebuah masalah kehidupan dan akhirnya terserah pembaca untuk menyikapi dan menyelesaikannya.

Ciri-ciri Cerpen

             
           Gambaran umum karakteristik cerpen bisa ditangkap dalam rumusan Edgar Alan Poe, di atas. Untuk mempertegas perbedaan cerpen dengan novel, Ismail Marahimin, dalam Menulis Secara Populer menjelaskan bahwa cerpen memang harus pendek dan singkat. Sedangkan cerita rekaan yang panjang adalah novel. Apa ukuran panjang-pendek suatu cerpen itu? Jumlah halamannyakah? Jumlah kata-katanyakah? Menjawab hal ini, rumusan Poe cukup menjelaskan. Meskipun ada yang berpendapat jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata (The Liang Gie). Ada yang membatasi jumlah katanya antara 500 – 30.000 kata (Helvy Tiana Rosa).
            Yang jelas, karakteristik utama cerpen adalah pendek dan singkat. Di dalam cerita yang singkat itu, tentu saja tokoh-tokoh yang memegang peranan tidak banyak jumlahnya, bisa jadi hanya seorang, atau bisa juga sampai sekitar empat orang paling banyak. Itu pun tidak seluruh kepribadian tokoh, atau tokoh-tokoh itu diungkapkan di dalam cerita. Fokus atau, pusat perhatian, di dalam cerita itu pun hanya satu. Konfliknya pun hanya satu, dan ketika cerita itu dimulai, konflik itu sudah hadir di situ. Tinggal bagaimana menyelesaikan saja.
            Karena pendeknya, kita biasanya tidaklah menemukan adanya perkembangan di dalam cerita. Tidak ada cabang-cabang cerita. Tidak ada kelebatan-kelebatan pemikiran tokoh-tokohnya yang melebar ke pelbagai hal dan masalah. Peristiwanya singkat saja. Kepribadian tokoh, atau tokoh-tokoh, pun tidak berkembang, dan kita tidak menyaksikan adanya perubahan nasib tokoh, atau tokoh-tokoh ini ketika cerita berakhir. Dan ketika konfik yang satu itu terselesaikan, kita tidak pula tahu bagaimana kelanjutan kehidupan tokoh, atau tokoh-tokoh, cerita itu.
            Dan karena jumlah tokoh terbatas, peristiwanya singkat, waktu berlangsungnya tidak begitu lama, kata-kata yang dipakai harus hemat, tepat dan padat, maka –diatara karakteristik cerpen- tempat kejadiannya pun juga terbatas, berkisar 1-3 tempat saja.
            Perlu ditegaskan bahwa cerpen bukan penggalan sebuah novel. BUKAN PULA sebuah novel yang dipersingkat. Cerpen itu adalah sebuah cerita rekaan yang lengkap: tidak ada, tidak perlu, dan harus tidak ada tambahan lain. Cerpen adalah sebuah genre atau jenis, yang berbeda dengan novel.
            Namun demikian, sebuah cerpen meskipun singkat tetap harus mempunyai tikaian dramatik, atau dalam bahasa The Liang Gie konflik dramatik, yaitu perbenturan kekuatan yang berlawanan. Baik benturan itu terlihat nyata ataupun tersamarkan. Sebab inilah inti suatu cerpen.
           
 http://lulukeche.multiply.com/journal/item/17/

Pengertian Cerpen

Sebenarnya, tidak ada rumusan yang  baku mengenai apa itu cerpen. Kalangan sasterawan memiliki rumusan yang tidak sama. H.B. Jassin –Sang Paus Sastra Indonesia- mengatakan bahwa yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. A. Bakar Hamid dalam tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan. Sedangkan Aoh. KH, mendefinisikan bahwa cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan yang sering disebut  kisahan prosa pendek.   Dan masih banyak sastrawan yang merumuskan definisi cerpen. Rumusan-rumusan tersebut tidak sama persis, juga tidak saling bertentangan satu sama lain. Hampir semuanya menyepakati pada satu kesimpulan bahwa cerita pendek atau yang biasa disingkat cerpen adalah cerita rekaan yang pendek.
Dari beberapa buku dan uraian yang layak dijadikan pedoman, tampaknya pendapat pakar cerita pendek dunia, Edgar Allan Poe, sangat cocok menjadi panduan- karena secara teoritis ia memenuhi kriteria ilmiah, tetapi secara praktis ia dapat diaplikasikan. Pendapat yang dirinci Muhammad Diponegoro dalam bukunya Yuk, Nulis Cerpen Yuk disederhanakan sebagai berikut:
Pertama, cerita pendek harus pendek. Seberapa pendeknya? Sebatas rampung baca sekali duduk menunggu bus atau kereta api, atau sambil antre karcis bioskop. Disamping itu ia juga harus memberi kesan secara terus-menerus hingga kalimat terakhir, berarti cerita pendek harus ketat, tidak mengobral detail, dialog hanya diperlukan untuk menampakkan watak, atau menjalankan cerita atau menampilkan problem.
Kedua, cerita pendek mengalir dalam arus untuk menciptakan efek tunggal dan unik. Menurut Poe ketunggalan pikiran dan aksi bisa dikembangkan lewat satu garis dari awal sampai akhir. Di dalam cerita pendek tak dimungkinkan terjadi aneka peristiwa digresi.
Ketiga, cerita pendek harus ketat dan padat. Setiap detil harus mengarus pada pada satu efek saja yang berakhir pada kesan tunggal. Oleh sebab itu ekonomisasi kata dan kalimat – sebagai salah satu ketrampilan yang dituntut bagi seorang cerpenis.
Keempat, cerita pendek harus mampu meyakinkan pembacanya bahwa ceritanya benar-benar terjadi, bukan suatu bikinan, rekaan. Itulah sebabnya dibutuhkan suatu ketrampilan khusus, adanya konsistensi dari sikap dan gerak tokoh, bahwa mereka benar-benar hidup, sebagaimana manusia yang hidup.
Kelima, cerita pendek harus menimbulkan kesan yang selesai, tidak lagi mengusik dan menggoda, karena ceritanya seperti masih berlanjut. Kesan selesai itu benar-benar meyakinkan pembaca, bahwa cerita itu telah tamat, sampai titik akhirnya, tidak ada jalan lain lagi, cerita benar-benar rampung berhenti di situ. 
Rumusan Poe inilah –saya sepakat dengan Korrie Layun Rampan- sesungguhnya yang cukup bisa mewakili pengertian cerita pendek secara umum.

http://lulukeche.multiply.com/journal/item/17/

Anakronisme

Anakronisme adalah sebuah ketidaksesuaian penempatan tokoh dalam sebuah cerita atau ketidaksesuaian latar/setting yang terjadi terhadap tokoh tersebut

Contoh:

  • William dari Normandy memimpin pasukannya dengan tank dan bangsa Viking membantu mereka dengan kapal induk dan beberapa berserker saat pertempuran Hastings, 1066.
  • Seorang pejuang samurai terlihat kelelahan, setelah sekembalinya dari bermain PlayStation saat menginvasi korea tahun 1592.
  1. William tidak mungkin menggunakan tank dan para Viking tak mungkin mengendalikan kapal induk karena tank dan kapal induk baru ditemukan 900 tahun setelah kejadian tersebut.
  2. PlayStation baru dibuat tahun 1993-an jadi tak mungkin PlayStation dimainkan di masa itu, selain itu tak ada invasi yang menggunakan permainan PlayStation.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Analog

Analog adalah kata yang umumnya mempunyai makna berbeda karena penggunaannya dalam kalimat.
Misalnya :

• Kursi itu terbuat dari kayu jati.
• Banyak kader partai melakukan apa saja supaya bisa mendapatkan kursi di dewan.

Bila hujan bumi akan basah.
Banyak pejabat menyukai tempat yang basah.

• Waktu muda Ani adalah bunga desa.
• Bunga di desa itu sungguh indah.

Terlihat ada kemiripan antara equivok dengan anolog, dan mereka memang mirip sehingga hampir semua kata equivok bisa dibuat menjadi kata yang bermakna analog

Equivok

Equivok adalah kata yang mempunyai makna lebih dari satu dan umumnya mempunyai dua makna, seperti : bunga, bulan, buku dan lain sebaginya. Bunga bisa berarti adalah gadis manis nan cantik, bisa juga berarti bunga mawar yang merah nan harum dan bisa pula berarti bunga bank.

Bulan bisa bararti bulan yang ada dilangit (planet), bisa juga berarti bulan untuk perhitungan kalender. Begitu juga buku, buku bisa bararti panjang batang tanaman diantara dua ruas, dan bisa pula berarti kertas yang diikat sebagian sisinya yang kemudian dijilid.

Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat penggunaannya didalam kalimat, seperti :

• Isabella sangat menyukai bunga.
• Isacc menabung di BCA dan dapat bunga 7% satu tahun

Bunga pada kalimat pertama berarti bunga sebagai tanaman, bisa bunga mawar, bunga melati dan lain lain.
Bunga pada kalimat kedua mempunyai arti keuntungan atau penambahan nilai dari uang yang disimpan.

• Bulan lebih kecil dari bumi
• Bulan februari sering terjadi banjir akibat hujan.

Bulan pada kalimat pertama mempunyai makna sebuah planet yang mengitari bumi.
Bulan pada kalimat kedua mempunyai makna suatu perhitungan dikalender.

Univok

Univok adalah kata yang mempunyai satu makna dan jelas, tidak membingungkan seperti : kursi, meja, pulpen, pensil dan sebagainya. Kata univok ini tidak terlalu sulit untuk dikenali, karena kata ini lebih sering menunjuk kepada benda.

Ambigu

Suatu kata yang mempunyai pengertian lebih dari satu atau banyak.

Contoh kata ambigu:
Pertumbuhan dan perkembangan bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia "berevolusi."
Kata serapan "berevolusi" ini maknanya ganda apakah berasal dari kata be-revolusi atau ber-evolusi.
Tentu jawabannya ber+evolusi karena imbuhan awalan adalah "ber" bukan "be"

Contoh kalimat ambigu (bermakna ganda)
Istri pegawai yang gemuk itu berasal dari Surabaya.

* pertama, yang gemuk adalah pegawai atau
* kedua. yang gemuk adalah isteri pegawai.

Pengertian Biografi Dan Penulisannya

Biografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup, dab graphien yang berarti tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan seseorang. Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku.

Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang meliputi, tentunya, informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik.

Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-tema utama tertentu (misalnya "masa-masa awal yang susah" atau "ambisi dan pencapaian"). Walau begitu, beberapa yang lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu.

Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi itu.

Biografi adalah suatu kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang yang bersumber pada subjek rekaan (non-fiction / kisah nyata). Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tangga lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang,tetapi juga menceritakan tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut yang menonjolkan perbedaan perwatakan termasuk pengalaman pribadi.

Macam-macam Biografi :

* Berdasarkan sisi penulis
* Berdasarkan Isinya
* Berdasarkan persoalan yang dibahas
* Berdasarkan penerbitannya

Berdasarkan sisi penulis

1. Autobiografi.

Ditulis sendiri oleh tokoh yang tercatat perjalanan hidupnya

2. Biografi.

Ditulis oleh orang lain, berdasarkan izin penulisan dibagi atas :

  • Authorized biography, yaitu biografi yang penulisannya seizin atau sepengetahuam tokoh didalamnya
  • Unauthorized biography, yaitu ditulis seseorang tanpa sepengetahuan atau izin dari tokoh di dalamnya (biasanya karena telah wafat)

Berdasarkan Isinya

  • Biografi Perjalanan Hidup, Isinya berupa perjalanan hidup lengkap atau sebagian paling berkesan.
  • Biografi Perjalanan Karir, Isinya berupa perjalanan karir dari awal karir hingga karir terbaru, atau sebagian perjalanan karir dalam mencapai sukses tertentu.

Berdasarkan persoalan yang dibahas

Biografi politik.
yaitu penulisan tokoh-tokoh di negeri ini dari sudut politik. Dalam biografi semacam ini bahan-bahan dikumpulkan biasanya melalui riset. Namun, biografi semacam ini kadang kala tidak lepas dari kepentingan penulis ataupun sosok yang ditulisnya.

Intelektual biografi
yang juga disusun melalui riset dan segenap temuan dituangkanpenulisnya dalam gaya penulisan ilmiah.

Biografi jurnalistik ataupun biografi sastra
yaitu materi penulisan biasanya diperoleh dari hasil wawancara terhadap tokoh yang akan ditulis maupun yang menjadi rujukan sebagai pendukung penulisan. Ini lebih ringan karena Cuma keterampilan dan wawancara.

Berdasarkan penerbitannya

Buku Sendiri.

Penerbitan buku kategori ini dilakukan atas inisiatif penerbit dengan seluruh biaya penulisan, percetakan, danpemasaran ditanggung oleh produsen. Biografi jenis ini biasanya memuat kisah hidup tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menarik perhatian publik.

Buku Subdisi.

Ongkos pembuatan buku jenis ini sebagian dibiayai oleh sponsor. Biasanya pola ini dilakukan pada buku-buku yang diperkirakan dari segi komersial tidak akan laku atau kalaupun bisa dijual harganya sangat tinggi sehingga tidak terjangkau.

Beberapa masalah dengan autobiografi adalah :

  • Kecenderungan untuk melebih-lebihkan jika berbicara mengenai diri mereka, dan membuat opini seolah sebagai fakta.
  • Tidak dapat dipastikan. Jika satu-satunya sumber dari suatu fakta mengenai salah seorang tokoh adalah diri tokoh tersebut sendiri, maka pembaca tidak dapat memastikannya. Pembaca tidak akan dapat memastikan harapan, mimpi, pemikiran, dan aspirasi tokoh tersebut. Walaupun mungkin benar, jika pembaca tidak dapat memastikan hal tersebut, hal tersebut tidak layak dipublikasikan.
  • * Orang sering memasukkan informasi ke dalam otobiografi yang belum pernah diterbitkan di tempat lain, atau merupakan hasil dari pengetahuan dari tangan pertama. Informasi semacam ini mengharuskan pembaca untuk melakukan riset primer untuk dapat memastikannya. (Sebagai contoh: Kecuali jika ukuran sepatu Anda, untuk suatu alasan yang luar biasa, telah menjadi pengetahuan publik, memasukkan ukuran sepatu Anda ke dalam artikel mengenai diri Anda adalah riset orisinal, karena untuk memastikan hal itu mengharuskan pembaca untuk datang kepada Anda dan mengukur kaki Anda sendiri.).

Pelaksanaan Penulisan Biografi:

TAHAP I : Diadakan pertemuan dengan klien untuk membicarakan rencana penulisan. Klien akan diberi penjelasan lebih jauh tentang sistem penulisan biografi yang kami terapkan serta hal-hal lain yang perlu diketahui klien. Klien kemudian menetapkan bentuk dan jenis biografi yang diinginkan.

TAHAP II : Keinginan klien akan kami bawa dalam pertemuan dengan sesama anggota kreatifnet untuk didiskusikan dan direncanakan. Setelah itu kami akan menghubungi klien untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut. Bila semuanya oke, akan diadakan penandatanganan kontrak penulisan.

TAHAP V: Hasil penyusunan dalam bentuk naskah tertulis akan diserahkan kepada klien untuk dikoreksi. Lama pengoreksian oleh klien maksimal satu minggu. Setelah itu, naskah dikembalikan lagi kepada kami.

TAHAP VI: Perbaikan serta pemrosesan akhir kami lakukan. Bila ada yang kurang jelas, klien akan kami hubungi lagi.

TAHAP VII: Tahap penulisan dianggap selesai. Hasil akhir berupa naskah jadi dalam bentuk print-out dan CD kami serahkan kepada klien. Untuk memperbanyak dalam bentuk buku atau CD akan diadakan pembicaraan lanjutan antara kami dan klien.
Saat menulis biografi, seorang penulis berupaya menyajikan perjalanan kehidupan seorang tokoh. Biasanya, ungkapan ekspresi waktu yang bervariasi dapat menjadikan tulisan lebih menarik dan tidak menonton.

Selain itu Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain:

  • Pilih seseorang yang menarik perhatian Anda.
  • Temukan fakta-fakta utama mengenai kehidupan orang tersebut.
  • Mulailah dengan ensiklopedia dan catatan waktu.
  • Pikirkan, apa lagi yang perlu Anda ketahui mengenai orang itu, bagian mana dari hidupnya yang ingin lebih banyak Anda tuliskan.
  • Beberapa pertanyaan yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan misalnya:
  1. Apa yang membuat orang ini istimewa atau menarik?
  2. Dampak apa yang telah ia lakukan bagi dunia atau orang lain?
  3. Kata sifat apa yang mungkin akan sering Anda gunakan untuk menggambarkan orang ini?
  4. Contoh apa yang dapat dilihat dari hidupnya yang menggambarkan sifat tersebut?
  5. Kejadian apa yang membentuk atau mengubah kehidupan orang itu?
  6. Apakah ia mampu mengatasi rintangan tersebut? Apakah ia mengatasinya dengan mengambil resiko? Atau dengan keberuntungan?
  7. Apakah dunia akan menjadi lebih baik atau lebih buruk jika orang ini tidak pernah hidup? Bagaimana bisa dan mengapa?
  8. Lakukan juga penelitian lebih lanjut dengan bahan-bahan dari perpustakaan atau internet untuk membantu Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas serta supaya cerita Anda lebih menarik.


Berikut ini ungkapan ekspresi waktu yang dapat digunakan. Menjelaskan hubungan waktu urutan peristiwaPertama kali, pada mulanya;o Pertama kali, pada mulanya;

  • Kemudian,lalu,berikutnya,sesudahitu,setelahini, setelah/peristiwa/kejadian ini
  • Akhirnya Untuk menunjukkan satu waktu
  • Pada (usia/umur) 12, saat berusia 12 (tahun)
  • Tahun lalu, tahun ini, tahun mendatang, tahun berikutnya, hari berikutnya setahun yang lalu Untuk menunjukkan periode waktu yang terus berlanjut. Selama masa remaja, waktu saya remaja, selama tiga tahun, untuk waktu yang lama. Sejak (awal periode yang terus berlanjut) Preposisi
  • Di … (nama tempat, arah), pada … (tanggal/bulan/tahun)

http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/12/pengertian-biografi-serta-cara-menulis.html

Naskah Drama - Let's Dance

SCENE 1
Jessy Raiston, Neelam Yeeram dan Lara Dita sederet nama yang paling dikenal di salah satu kampus swasta yang cukup ternama di kota yang sibuk itu. Hal yang membuat mereka popular yaitu “dance”. Berhubung di masa yang sedang menggilanya dunia entertainment, maka di kampus ini pun heboh akan sebangsanya, salah satunya “dance”. Mereka satu tempat tinggal tapi mereka berbeda fakultas. Satu hal yang unik dari mereka, mereka dari berbagai keturunan negara. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)

SCENE 2
Di dalam rumah mungil nan asri yang di kelilingi taman dan tak jauh dari kampus mereka.
Neelam             : “Huwaaah..”
(sambil menguap, belum lama bangun tidur).
“Oiy!! Buruan.. aku udah telat, mana jam segini aku belum mandi, haduuuh..”
(sambil garuk-garuk kepala).
Jessy                : “Mmm. .Sebentar, aku lagi sikat gigi nih”
(terdengar suara dari kamar mandi,dengan suara mulut penuh busa pasta gigi).
Neelam           : “Aku hitung sampai tiga yah?! kalau masih belum keluar, aku dobrak pintunya.”
(dengan suara agak tinggi dan siap-siap mendobrak pintu).
“Satu.. dua… ti…..”
(mendorong pintu).
Jessy                : “Iya.. iya.. huuuh”
(sambil membuka pintu).
“Mandi aja belum.. buru-buru amat sih, bukannya jam kelas  kita sama?”
(sambil keluar dan membenahi posisi handuk di badannya).
Neelam segera masuk ke kamar mandi, Jessy menuju ruang makan dan duduk di kursi makan sambil menyantap roti dan  meminum segelas jus buah yang sudah terhidang.
Neelam           : “Iya aku tahu, tapi kan hari ini aku mau ketemuan sama pelatih dance itu”
(sautnya dari dalam kamar mandi tak terlalu jelas karena kucuran air shower).
Jessy                : “Ketemuan sama siapa?!”
(tanyanya sambil tetap mengunyah roti tadi).
Lara                 : “Pelatih dancing, Jes!”
(celetuknya tiba-tiba, keluar dari arah dapur).
Jessy                : “Oh, serius kita mau ngadep dia?”
(berucap terkejut ke arah Lara, setelah meneguk jus buah dan menelannya).
Lara                 : “Jadi, harus jadi..”
(sambil membuat roti untuk dihidangkan kembali, karena roti yang sengaja  disiapkan untuk sarapan bersama itu telah habis di makan Jessy.)
“Kita kan sudah dapat juara dipertandingan antar kampus, ya kita tagih hadiahnya..”
(selesai menyiapkan roti, lalu duduk di kursi makan berhadapan dengan Jessy).
Jessy                : “Hmm.. jadi kalau kita bisa lolos tahap ini, kita bisa dong menjadi bintang di Hollywood..!!”
(dengan suara memuncak sambil memandang Lara).
“Yeeeah… asik..asik..asik.. jadi bintang Hollywood.. Hollywood.. Bisa ketemu Tom Cruse.., Paris Hilton.., Robie Williams..”
(sambil berjoget, menari dan bergaya bagai bintang besar).
Neelam           : “Heh ..kenapa ni bule?!”
(keluar kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya).
Jessy                : “Jadi yah.. kita terima tawaran pelatih dance itu?!”
(menghampiri Neelam dan mengoyak-oyakkan badan Neelam).
Neelam           : Iya.. tapibelum tentu juga”
(melepas tangan Jessy lalu menuju kamar, menutup pintu dan berpakaian).
Jessy                : “Tapi benar kan.. kalau kita lolos tahap terakhir ini.. waaah, kesampean juga aku jadi bintang di negeri asal mbah moyang aku..hahahaha”
(berbicara menghadap pintu yang tertutup).
Lara                 : “Halah.. udah kamu mandi sana, setelah mandi bantuin aku beresin dapur, berantakan banget tuh..”
(sambil bangun dari kursi dan menuju ke dapur).
Jessy                : “Oiya mandi..”
(sambil memperbaiki posisi handuknya).
“Eh, tadi apa?! Bantuin benahi dapur??? .. enggak lah yaw.. aku mau ikut Neelam ketemu pelatih dancing itu! Ho.ho.ho..”
(teriak dengan kepala keluar dari balik pintu kamar mandi).
Lara                 : “Dasar..”
(suara pelan sambil membenahi dapur sendiri).

SCENE 3
Neelam dan Jessy berangkat menuju kampus dengan berjalan kaki karena tidak jauh dari rumah yang mereka sewakan bersama itu. Kemudian diikuti Lara yang hanya berselang 15 menit dengan mereka. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)

SCENE 4
Di kampus, di lorong gedung, depan pintu ruang khusus latihan mereka dancing, Lara menghampiri Jessy yang sedang menyandar tembok samping pintu masuk dengan menghadap ke sebrang tembok yang berhias lukisan Taj Mahal.
Lara                 : “Jess..”
(sambil menepuk bahu Jessy).
Jessy                : “Eh.. hmm”
(menoleh ke arah Lara dan tak lama menatap kembali lukisan Taj Mahal itu).
Lara                 : “Sudah? Mana Neelam?”
(menengok ke arah pintu masuk samping Jessy yang terbuka sedikit).
Jessy                : (hanya diam, sambil menggaruk-garuk dagunya dengan pulpen).
Lara                 : “Hey.. liat apa sih serius banget?!”
(melihat mata Jessy dan mengikuti pandangannya ke arah lukisan itu).
“Hmm.. Taj Mahal, kenapa? Mau ke sana yah?”
(sambil mengambil pulpen yang Jessy pegang itu).
Jessy                : “Haduh..”
(terkejut, dan langsung memandang Lara)
“Iiih…ya enggak lah, aku kan maunya ke Hollywood, truuuus aku bisa jadi…”
(terhenti mengetahui Neelam keluar dari dalam).
Neelam           : “Eh kalian udah di sini,…”
(muncul dari dalam).
Jessy                : “Eh.. ”
(menoleh kea rah Neelam)
Lara                 : (tersenyum)
Neelam           : “Iya udah, sekalian aja.. Pelatihnya mau lihat perfom kita lagi, untuk pastikan kita udah siap belum ditampilkan di kedutaan dan melewati tahap seleksi seluruh kota”
(sambil membawa tas yang dipegang Jessy).
Jessy                :  “Sekarang?! Perfom yang kemaren aja kan?!”
(sambil masuk ke dalam ruangan bersama Neelam dan Lara).

SCENE 5
Neelam           : Iya, enggak lupa kan?!”
(menuju ruang ganti bersama).
Jessy                : “Ho’oh.. Siap!”
(mengangguk dan bergegas bersama).

SCENE 6
Tak lama mereka tampil di atas panggung pentas seleksi kemarin, yang mana panggung itu pun tempat biasa mereka latihan saat akan perlombaan atau pentas acara kampus. “Dance” mereka memukaukan orang di dalamnya, terutama para pelatih dan sebagian orang penting penyeleksi di kedutaan nanti. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)

SCENE 7
Selesai mereka perform, di depan pintu ruangan itu, Jessy, Neelam dan Lara menunggu Pelatih dance itu datang. Hanya menunggu lima menit, munculah Harul Fasrul, salah satu pelatih yang mengundang mereka itu langsung menghampiri mereka yang sedang asik memandang lukisan Taj Mahal tadi.
Harul               : “Maaf..”
(pelan dan lembut)
Jessy                : “Eh..”
(menoleh, begitu juga Neelam dan Lara).
Neelam           : “Iya, bagaimana?”
(mengarah ke Harul)
Lara                 : (senyum memandang Harul)
Harul               : “Baiklah, tiga hari lagi kita bertemu di kedutaan,  persiapkan perfom kalian. Pukul Sembilan pagi kita bertemu kembali di sini”
(senyum, menatap ketiganya; Jessy,Neelam dan Lara).
Lara                 :  (tersenyum)
Jessy                : “Siap..”
(menoleh arah Neelam dan Lara)
Neelam           : ”Iya, baik Rul..”
(tersenyum lebar).
Harul               : “Okeh, Jangan sampai sia-sia kan yah kesempatan emas ini, kalau kalian terpilih dan jadi main di Bollywood, aku bisa sekalian mengikutsertakan naskah drama ku ini ke paman ku di sana..”
(tersenyum).
Jessy                : “Eh..?”
(menatap tegas Harul dan menoleh ke arah Neelam dan Lara).
“Tadi itu apa.. itu.. eee.. apa?”
(menoleh lagi ke arah Neelam dan Lara).
Neelam           : “mmm.. sampai jumpa Rul”
`                         (sambil menarik tangan Jessy dan Lara, langsung bergegas meninggalkan Harul).

SCENE 8
Kembali di rumah mungil itu, kali ini mereka kumpul bersama di kamar tidur Lara yang nyaman dan bertata rapih serta bersih, malam hari.
Jessy                   : “….tapi aku kan enggak suka dan aku hanya ingin ke Hollywood.. JADI BINTANG HOLLYWOOD..”
(melempar bantal boneka ke kasur).
Neelam              : “Jessy sayang.. tapi memang begitulah keadaannya, kalau kita lolos di kedutaan nanti, ya kita berangkatlah ke Bollywood..”
(sambil mencoba memasangkan stelan baju yang dia pilih untuk perfom di kedutaan nanti).
“…kalau yang ini bagus kan, Ra?”
(memperlihatkan baju ke Lara yang sedang duduk di tempat tidurnya dan membaca majalah fashion).
Lara                    : “Boleh”
(tersenyum).
Jessy                   : “Hmmm… tapi kan..”
(cemberut dan duduk dekat Lara)
Neelam              : “Kalau masih mikirin gengsi gitu, kita enggak akan maju-maju.. memang kenapa kalau Bollywood?? Takut dicengin?! Atau takut norak?! Lagi pula kita juga belum tentu terpilih kan….???”
(sambil membenahi pakaiannya dan dimasukkan kembali ke dalam lemari).
Hening sejenak…
Lara                    :  “Neelam benar, enggak akan, Jess… percaya deh kamu akan tahu hasilnya”
(menoleh ke arah Jessy dan senyum).
Malam itu memang jadi malam perdebatan yang menyebalkan, sampai terlelap tidur pun Jessy dan Neelam tetap saling berdebat. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)

SCENE 9
Keesokan harinya mereka pergunakan untuk latihan seharian. Akhirnya Jessy secara perlahan mau melanjutkan seleksi dance di kedutaan, dia hanya bertekad melanjutkan tahap seleksi dance ke tingkat lebih nasional saja. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)

SCENE 10
Pemilihan dance berbakat yang akan dikirim ke Bollywood untuk menjadi pemeran utama dalam film baru dari sutradara dan produser antar dua negara ini, ternyata telah mereka raih. Semua juri kedutaan serta perwakilan dari Bollywood itu sendiri terpukau atas perfom Jessy, Neelam dan Lara. Mereka memang dancer yang bertalenta. Dance modern yang mereka padu dengan tarian citra khas timur yang tetap meraka terapkan, membuat penilaian dance mereka di atas finalis-finalis baik dari sanggar atau kampus-kampus. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)
Masih dekat panggung, di ruang perfom, Kedutaan.
Harul              : “Selamat yah, keyakinanku benar kan?! Kalian memang hebat, kalian itu unik sekali, dance yang spektakuler.. dan personil yang punya karakter khas tersendiri”
(memberikan surat keterangan untuk dibawa saat berangkat ke Bollywood kepada Lara).
“Aku salut…”
(tersenyum)
Lara               : (tersenyum kembali)
“…terimakasih”


SCENE 11
Hari yang ditunggu pun tiba, di rumah mungil yang mereka sayangi itu, tapi sedikit terjadi kegaduhan.
Neelam          : “Lara…. Lara…”
(lari menuju kamar Lara dan langsung membuka pintu).
Lara               : “Ada apa?”
(terkejut dan langsung menutup pintu lemari yang sedang dia benahi).
Neelam          : “Jessy…”
(terengah-engah, duduk lemas di tempat tidur Lara).
Lara               : “Kenapa Jessy?”
(menghampiri Neelam).
Neelam          : “Hidungnya… hidungnya”
(lemas)
Lara               : Keluar darah lagi? …Oh God… kenapa harus sekarang?”
(duduk lemas disamping Neelam).

SCENE 12
Keluarnya darah dari hidung menandakan penyakit lamanya Jessy kambuh, dia akan koma, paling cepat seminggu dia akan sadar. Neelam dan Lara pasrah. Jessy segera dibawa ke rumah sakit terdekat, dan Jessy langsung ditangani pihak rumah sakit.
Sudah lama Jessy menderita penyakit ini, memang tidak sering, tidak juga jarang, secara tiba-tiba penyakit ini timbul dan pihak kedokteran pun belum tahu apa penyebabnya. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)

SCENE 13
Tilulilulilulit… tilulilulilulit… handphone Lara berbunyi, memecahkan hening ruang ICU.
Lara               : ”Hallo..?”
(suara pelan, sambil menuju keluar ruangan ICU).
Harul              : “Lara..kamu baik-baik saja kan? Neelam juga di sana?”
(terdengar suara dari handphone Lara).

SCENE 14
Lara               : “Iya, Rul.. kami di sini baik, tapi Jessy..”
(menuju ruang tunggu dan duduk di kursi panjang itu).
Harul              : “Saya sudah dengar semua dari teman kalian saat aku menuju rumah kalian, tidak usah terlalu difikirkan masalah ke New Delhi saat ini, yang penting Jessy pulih kembali”
(terdengar suara dari handphone Lara).
Lara               : “Iya, terimakasih..”
(masih duduk di kursi sambil melihat jam dinding di depannya yang tepat pukul sepuluh malam).
Harul              : “Baiklah, lima belas menit aku sampai di sana, kalian di mana?”
(terdengar suara dari handphone Lara).
Lara               : “Oh, iya..mmm, Jessy di rawat di ruang ICU, kami pun di sini”
Harul              : “Baiklah, sampai jumpa ya..”
(langsung menutup telponnya).
Sesuai janjinya lima belas menit, Harul datang sendirian dengan membawa sedikit makanan untuk Neelam dan Lara serta seikat bunga tulip kuning yang indah untuk Jessy. Harul memang sangat perhatian kepada ketiga sahabat ini. Sampai mereka tak tahu Harul menyimpan hati untuk siapa. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)
Di Ruang tunggu ICU, rumah sakit yang tak jauh dari rumah Jessy, Neelam dan Lara.
Harul              : “Kalian.. di sini rupanya”
(menghampiri Neelam dan Lara di ruang tunggu tak jauh dari ruang ICU)
Neelam          : “Harul, maafkan kami, pasti pihak kedutaan sudah tahu ya?”
(berdiri dari duduknya, mengarah ke Harul).
Harul              : (senyum).
Neelam          : “Pasti kita langung digantikan yah?! Pasti dari sanggar itu yah? Pasti..”
(menatap Harul tajam).
Lara               : Neelam.. Jessy masih di dalam.. kasian…”
(berdiri dan menggoyangkan lengan Neelam).
Harul              : “Duduk dulu yuk..”
(duduk sambil menarik tangan Neelam lembut).
“Bagaimana keadaan Jessy sekarang?”
(ke arah Lara yang duduk setelah Neelam).
Lara               : “Belum sadar..”
(menoleh ke pintu ICU yang sedikit berkaca).

SCENE 15
Hampir semalaman mereka; Harul, Neelam dan Lara tidak tidur.  Semalaman mereka habiskan waktu di ruang tunggu itu. Menjelang fajar mereka pun terlelap tidur, tiba, tiba-tiba suster datang dan membangunkan salah satu dari mereka, Lara. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)
Suster             : “Maaf.. Anda siapanya Jessy yah?”
(sedikit menggoyangkan lengan Lara sedang tertidur pulas di kursi tunggu bersama Neelam dan Harul dengan posisi yang sama semalaman).
Lara                 : “Eh iya, saya teman-nya, bagaimana?”
(sambil membenarkan posisi duduk dan merapihkan rambutnya yang agak berantakan).
Suster              : “Mari, masuk…”
(mengantar masuk ke dalam ruangan ICU itu).

SCENE 16
Sampai di dalam terlihat Jessy sedang duduk di kasur pasien dan tersenyum mengarah Lara. Dengan tangan yang masih terpasang infusan diangkatnya karena ingin meraih tangan Lara. Mereka pun saling berpelukan dan sedikit mengeluarkan sedu. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)

SCENE 17
Krekeeet…. (bunyi pintu terbuka oleh suster yang keluar dari dalam ruang ICU). Harul terbangun kemudian langsung membangunkan Neelam karena tahu Lara tidak ada.
Suster memberitahukan bahwa Jessy telah siuman. Tak lama Lara keluar dari dalam, Neelam pun langung masuk dan menemui Jessy. Ternyata Jessy telah pulih kembali, seperti halnya tidak terjadi apa-apa, Jessy riang seperti biasa. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)

SCENE 18
Di dalam ruang ICU.
Harul               : “Ini buat kamu, Jess..”
(memberikan bunga tulipnya).
Jessy                : (menerimanya dengan senyum dan menyimpannya disamping badannya).
Neelam           : (senyum bahagia, duduk disamping dan melihat Jessy).
Lara                 : (senyum bahagia menghadap Jessy yang berdiri disamping Harul).

SCENE 19
Suasana yang mengharukan untuk semua di pagi yang indah itu. Biaya administrasi telah diurus langsung oleh pihak perusahaan ayah Jessy. Keluarga Jessy tinggal di negeri Paman Sam, ayahnya pemegang perusahan ternama di dunia, ayah-ibunya sangat sibuk, hanya lewat telepon mereka berkomunikasi. Saat Jessy pulih, kedua orangtuanya langsung menghubungi Jessy, dengan menggunakan video call. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)

SCENE 20
Keesokan di ruang makan, di rumah mungil itu.
Jessy                : “hmmm…”
(memutar-mutarkan jari di mulut gelas yang berisi jus buah itu)
Harul               : “Pagi…”
(muncul dari balik pintu depan rumah yang terlihat dari ruang makan).
Neelam           : (menoleh ke arah suara).
Harul               : “Mengganggu??”
(sambil menuju masuk).
Neelam           : “Ah, tidak..”
(menghampiri dari meja makan).
“Masuk, ada apa ini? Pagi-pagi sudah ke sini.”
(menyuruh Harul duduk di kursi tamu yang mungil itu).
Lara                 : “Harul..? Harusnya kan kamu berangkat ke …”
(keluar dari dapur dan langsung menuju ruang tamu).
Harul               : “Lah.. orang akrtisnya juga di sini kok…”
(yang hampir duduk, berdiri kembali).
Jessy                : “Maksudnya?”
(beranjak dari kursi makan itu).
Harul               : “Iya, kan kalian aktris-aktrisnya.. aku ke sini mau bawa kalian, karena sore ini kita berangkat ke Hollywood..”
(sambil mnyerahkan tiket pesawat kepada Neelam yang tak jauh darinya).
Jessy                : “Hollywood….????”
(tertegun, mendekati Harul)
Harul               : “Eh ya ampun.. Bollywood, salah maaf.. maaf.., nanti kamu keluar darah lagi hidungnya, heee..”
(menepuk lengan Jessy)
Neelam           : (tertawa)
”…..ya Bollywood dong kan mau main film bareng sama Sharuh Khan, acha-acha.. mere-mere.. aha-aha hahaha..”

Seisi rumah menjadi riang gembira.  Jessy, Neelam dan Lara pun berpelukan.

SCENE 21
Pukul tiga sore mereka berempat berangkat menyusul kedutaan yang lebih awal ke New Delhi. Mereka sampai di sana dengan selamat dan disambut oleh adat Hindustani yang khas.  Film pertama mereka diputar di New Delhi. Bakat acting Jessy, Neelam dan Lara pun sebanding dengan bakat dance-nya, naskah yang dibuat Harul pun tak kalah tambah menariknya film perdana yang diluncurkan oleh sutradara dan produser dua negara ini. (ditampilkan dengan durasi yang sekilas dan diiringi musik)
PENOKOHAN
Peran Utama (Protagonis)
  • Jessy Raiston         :   -   Mahasiswi cantik bidang Art Internasional
-   Berbadan modis dengan tinggi standar dan rupa keturunan Barat
-       Style modern dan casual
-       Perwatakan; riang dan agak selebor
  • Neelam Yeeram    :  – Mahasiswi manis bidang Art
-    Berbadan imut dengan tinggi standar dan rupa keturunan Hidustani
-    Style casual dan kadang ke-Hindustani-an
-    Perwatakan; riang,sedikit lebih dewasa dari Jessy
  • Lara Dita               : – Mahasiswi manis bidang Sastra
-    Berbadan standar dan rupa Asia
-    Style casual-formal
-    Perwatakan; lebih banyak diam, ramah dan dewasa
  • Harul Fasrul          : –  Mahasiswa tampan semester akhir bidang Sastra
-       Berbadan standar lelaki dengan tinggi dan rupa keturunan Barat-Hindustani
-       Style standar casual-formal
-       Perwatakan; ramah, perhatian dan sedikit dewasa
Peran Pembantu (Figuran)
  • Suster                 : – Standar wanita muda dan rupa keturunan Asia.

LOKASI SETTING DAN WAKTU
SCENE 1           : View Kampus dengan kebiasaan rutin kegiatan Jessy, Neelam, dan Lara.
SCENE 2           : View rumah asri, di ruang makan-dapur dengan terlihat rutinitas di pagi hari.
SCENE 3           :View sekitar rumah menuju kampus dan suasana sekitar kampus di pagi hari.
SCENE 4           :View lorong gedung, sepi, hanya terdengar suara langkah kaki yang jauh.
SCENE 5           : View  ruang ganti, yang masih sepi.
SCENE 6           : View panggung latihan menghadap kursi-kursi penonton, fokus ke perfom.
SCENE 7           : View lorong gedung kembali, tapi mulai hilir mudik orang lewat.
SCENE 8           : View dalam kamar yang nyaman dan tertata rapih, malam hari.
SCENE 9           : View latihan di panggung dan di rumah, prepare di rumah dan di kampus.
SCENE 10         : View gedung kedutaan, saat pentas, meriah, ramai dan megah, malam hari.
SCENE 11         : View rutinitas di rumah, pagi hari.  Ruangan menuju kamar Lara.
SCENE 12         : View di luar rumah menuju taksi dan berangkat ke rumah sakit, pagi hari.
SCENE 13         : View ruang ICU yang sepi-sunyi, terdengar bunyi nadi dari alat, malam hari.
SCENE 14         : View ruang tunggu yang sunyi, terdengar gemericik air hujan, malam hari.
SCENE 15         : View ruang tunggu, waktu fajar datang.
SCENE 16         : View ruang ICU, masih waktu fajar.
SCENE 17         : View luar ruangan ICU dan ruang tunggu, waktu masih fajar.
SCENE 18         : View ruang ICU, menjelang pagi hari.
SCENE 19         : View rumah sakit, rutinitas rumah sakit, pagi hari.
SCENE 20         : View di ruang makan – ruang tamu – rumah, pagi hari.
SCENE 21         : View bandara, dalam pesawat, dan suasana Hindustan-Bollywood, sekilas.