Jumat, 27 Agustus 2010

Hal yang harus diperhatikan dalam meresensi

1. Data buku atau identitas buku

a. Judul buku. Jika buku yang akan kamu resensi adalah buku terjemahan, akan lebih baik jika kamu menuliskan judul asli buku tersebut.

b. Penulis atau pengarang. Jika buku yang diresensi adalah buku terjemahan, kamu harus menyebutkan penulis buku asli dan penerjemah.

c. Nama penerbit

d. Cetakan dan tahun terbit

e. Tebal buku dan jumlah halaman

2. Judul Resensi. Judul resensi boleh sama dengan judul buku, tetapi tetap dalam konteks buku itu.

3. Rangkuman Isi Buku
Dalam meresensi buku, seorang peresensi harus menulis buku yang hendak diresensi. Ingat..!! Rangkuman bukan Ikhtisar. Lihat Pengertian Rangkuman dan Ikhtisar. Ada pun untuk merangkum diperlukan untuk memperhatikan hal sebagai berikut:

Contoh resensi awal

Judul: Bertanam mangga
Pengarang: Ir. Pracaya
Penerbit: Penebar Swadaya, Anggot Ikapi
Tahun terbit: 2005
Cetakan ke 20an
Jumlah halaman: VIII+144 = 152 halaman
No. ISBN : 979-8031-19-9
Harga buku: Rp.20.000,00

Keunggulan buku: Dalam buku ini, terdapat penjelasan objek
gambar secara detail sehingga pembaca dapat
mudah bertanam mangga dengan sempurna.

Kelemahan buku: Dalam buku ini, tidak semua gambar di beri
warna sehingga pembaca tidak mengetahui jenis
mangga yang lain.

Deskripsi Cover: Di cover buku terdapat tulisan judul buku yaitu bertanam yang bewarna merah dan mangga bewarna coklat (di bawah). Lalu terdapat si pengarang buku dan gambar mangga bewarna hijau muda serta di ujung kanan atas terdapat PS yang menujukan penerbit buku.

Selasa, 24 Agustus 2010

Indeks


1. Pengertian Halaman Indeks
Halaman indeks lebih dikenal dengan sebutan halaman penunjuk kata. Indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku (biasanya di akhir bagian buku) tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempatkata atau istilah tersebut ditemukan. Macammacam indeks antara lain indeks kata, pengarang, topik, dan sebagainya.


Tidak semua jenis buku menggunakan halaman indeks. Hanya buku ilmiah atau nonfiksi yang menggunakan halaman indeks, seperti buku pelajaran, modul, ensiklopedi, ilmiah, dan lainlain.
Halaman indeks bertujuan membantu pembaca menemukan istilah yang digunakan dalam buku tersebut. Dengan indeks, kamu dapat melihat tempat atau letak istilah itu digunakan beserta dengan jumlah pemakaiannya. Halaman indeks memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Kata atau istilah disusun secara alfabetis (menurut abjad A-Z).
b. Sebelah kanan halaman indeks menunjukkan letak kata atau istilah digunakan. Semakin sering digunakan, semakin banyak nomor halaman yang ditulis.
c. Halaman indeks tidak mencantumkan makna kata, tetapi hanya menunjukkan letak atau halaman istilah itu digunakan.
d. Apabila diikuti dengan beberapa kata, biasanya diletakkan di bawah kata pokok ditulis menjorok lebih kurang 1 cm.




2. Menemukan Informasi dari Halaman Indeks dengan Membaca Memindai
Kini kamu telah paham mengenai halaman indeks, cara membaca indeks, dan menemukan letaknya. Selanjutnya, sekarang cobalah mencari informasi dalam halaman indeks secara cepat dan tepat. Mencari informasi dalam halaman indeks biasanya dilakukan dengan membaca memindai (scanning). Membaca memindai adalah teknik membaca untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tepat tanpa memperhatikan materi yang lain. Jadi, yang diutamakan dalam membaca memindai informasi pokoknya saja.

Sabtu, 21 Agustus 2010

Langkah-langkah Menulis Rangkuman dan Ikhtisar

Untuk dapat menghasilkan sebuah rangkuman yang baik, seorang penulis pemula perlu memperhatikan empat hal pokok, yaitu: (1) mampu membaca dengan baik bacaan yang akan dirangkum, (2) mampu memahami isi secara utuh terhadap bacaan yang akan dirangkum, (3) mampu menemukan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan yang akan dirangkum, serta (4) mampu menyusun kembali ide-ide maupun kalimat topik yang telah ditemukan menjadi sebuah tulisan utuh dan koheren.
Untuk mencapai hal di atas, langkah-langkah yang harus ditempuh bagi seorang penulis rangkuman adalah sebagai berikut.
a. Perangkum harus membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar memperoleh     gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarang. Pembacaan hendaklah     dilakukan secara saksama dan diulang sampai dua atau tiga kali untuk dapat memahami     isi bacaan secara utuh.
b. Perangkum membaca kembali bacaan yang akan dirangkum dengan membuat catatan     pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian untuk setiap bagian atau setiap     paragraf.
c. Dengan  berpedoman  hasil  catatan,  perangkum mulai membuat rangkuman dan     menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan dengan menggunakan bahasa     perangkum sendiri. Hanya saja, apabila perangkum merasa ada yang kurang enak,     perangkum dapat membuka kembali bacaan yang akan dirangkum.
d. Perangkum perlu membaca kembali hasil rangkuman dan mengadakan perbaikan apabila     dirasa ada kalimat yang kurang koheren.
e. Perangkum perlu menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil perbaikan dan     memastikan bahwa rangkuman yang dihasilkan lebih pendek dibanding dengan bacaan yang dirangkum.
Hal yang juga harus mendapat perhatian dari penulis rangkuman adalah tidak memberikan penafsiran baru terhadap suatu pengertian yang diuraikan oleh pengarang asli. Selain itu, perangkum tidak boleh memasukkan hasil pemikirannya sendiri ke dalam rangkuman sebab akan mengaburkan pengertian gagasan yang diungkapkan oleh pengarang asli.

Cara Membuat Rangkuman dan Ikhtisar

Merangkum atau meringkas suatu bacaan bertujuan untuk menguji kemampuan penulis pemula dalam menemukan pokok-pokok permasalahan sebuah tulisan, kemudian menyusun kembali dalam sebuah tulisan yang lebih ringkas. Di dalam membuat suatu rangkuman, penulis bisa langsung mengemukakan isi suatu uraian atau pembicaraan itu tanpa harus menggunakan kalimat penyambung. Yang dimaksud dengan kalimat penyambung itu adalah menggunakan pernyataan dengan kata-kata:
“Pada buku yang berjudul Terampil Meringkas, pengarang memulai dengan penjelasan tentang masalah menulis ringkasan bagi para penulis pemula sebagai berikut.”
Atau
“Pengarang buku yang berjudul Ayo Menulis memulai uraiannya dengan menyebutkan hal-hal sebagai berikut.”
 Kalimat penyambung dalam sebuah rangkuman seperti contoh di atas tidak diperlukan. Penulis dapat langsung melakukan kegiatan mencari pokok-pokok permasalahan terhadap tulisan yang akan dirangkum sesuai dengan tulisan yang telah dibaca dan dipahami. Pokok-pokok permasalahan dalam sebuah tulisan dapat diambil dari kalimat-kalimat utama dalam setiap paragraf. Kalimat-kalimat utama tersebut selanjutnya dihubung-hubungkan dengan menggunakan konjungsi atau dengan menambah kalimat penghubung agar tampak koheren (padu). Kekurangkoherenan kalimat-kalimat dalam rangkuman yang Anda susun dapat mengganggu pemahaman para pembaca.
Kegiatan merangkum sebenarnya tidak hanya dapat dilakukan dengan menggabungkan setiap kalimat utama dalam setiap paragraf. Kegiatan merangkum dapat pula dilakukan dengan mencari ide pokok dalam setiap atau beberapa paragraf. Ide-ide tersebut
selanjutnya dihubung-hubungkan dengan menambah konjungsi atau kalimat penghubung lainnya.

Pengertian Rangkuman dan Ikhtisar

Rangkuman merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya (Djuharni, 2001). Rangkuman dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
Rangkuman sering disebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan, sedangkan ikhtisar disebut juga intisari dari suatu uraian atau pembicaraan. Pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan. Hal itu berbeda dengan ikhtisar. Ikhtisar juga merupakan bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan, namun dalam pembuatannya tidak perlu mempertahankan urutan isi dari suatu karangan secara proporsional. Penulisan ikhtisar bisa saja langsung tertuju pada pokok permasalahan.

Senin, 16 Agustus 2010

Menulis iklan baris

Menyusun iklan baris berdasarkan objek yang telah dideskripsikan dengan menggunakan singkatan yang biasa ada pada iklan baris.
Misal:
cpt = cepat,
djl = dijual,
hub= hubungi.
Contoh:
Pak Amir ingin menjual sepeda motornya merek Honda buatan tahun 2005 dengan harga 7 juta rupiah, sepeda motor tersebut dalam keadaan bagus 90 persen. Adapun rumah Pak Amir di Jalan Majapahit Nomor 77 Kota Padang dengan nomor telepon 557767.

Istilah Iklan baris

Dari contoh iklan baris di atas ada beberapa istilah yang digunakan dan disingkat yaitu:






cpt = cepat
djl = dijual
hub = hubungi
nego = negosiasi
mls = mulus
bgs = bagus

Jika kita analisis berdasarkan 4 komponen yang selalu ada dalam iklan baris dapat dilihat dalam tabel berikut.

Syarat iklan baris

1. Dibuat dalam format kolom dan baris, hal ini untuk menghemat biaya pemasangan karena penghitungan biaya berdasarkan jumlah baris.
2. Menggunakan singkatan atau akronim yang lazim digunakan, seperti: dijual= djl, cepat=cpt, murah=mrh, rumah=rmh.
3. Ditulis dengan ukuran yang sama, jumlah baris maksimal 6 baris dan minimal 3 baris.

Pengertian Iklan Baris

1. Iklan baris adalah iklan yang menggunakan bahasa singkat dan padat. Iklan baris biasanya disusun berdasarkan golongan yang sama. Misalnya: iklan penjualan rumah masuk dalam kolom properti atau rumah dijual.
2. Iklan baris adalah sebuah layanan yang memberikan keleluasaan bagi pengunjung untuk mempromosikan iklannya.
3. Iklan baris adalah sebuah promosi yang banyak dilakukan pada banyak media massa. Tentunya untuk mencapai pengertian ini banyak opsinya, misalkan: iklan baris yang ditempatkan pada koran/media cetak, dan bahkan media TV. Banyak yang akan dijabarkan untuk mencapai pengertian yang ada di setiap media. Tapi intinya iklan baris hanya mengacu pada cara promosi yang berupa sebuah kata-kata atau kalimat yang dipampang di sebuah media massa.

Sabtu, 14 Agustus 2010

Ciri-ciri kalimat Opini

1. Kalau kalimat opini itu belum pasti kejadiannya.dan biasanya diawali dengan kata kata seperti "menurut saya","sepertinya","saya rasa".
2. Khas dari sebuah opini adalah adanya penggunaan kata-kata "menurut saya", "menurut hemat saya", "berdasarkan sepengetahuan saya", dan lain sebagainya, karena kalimat opini adalah bentuk pendapat pribadi.
3. Pendapat atau argumen seseorang.

Ciri-ciri kalimat Fakta

1. Kenyataan
2. Informasi dari kejadian yang sebenarnya.
3. Kalimat fakta adalah kalimat yg mengedepankan fakta nyata dan hasil temuan, dan sering kali menggunakan kutipan dari berbagai sumber sebagai penguat argumen,misalnya "berdasarkan tulisan Leonardo Da Vinci...", "mengutip kata Shakespeare...", "menurut hasil survey yang dilakukan oleh BSI...", dll.

Kamis, 12 Agustus 2010

Macam-macam Rima

1. RIMA BERDASARKAN BUNYI

1. Rima Sempurna
Seluruh suku akhirnya berirama sama
Contoh :
ma – lang
ma – ti
pa – lang
ha - ti

2. Rima Tak Sempurna
Hanya sebagian suku akhir yang sama
Contoh :
pu – lang
pa - gi
tu – kang
ha - ri

3. Rima Mutlak
Seluruh kata berima
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenagan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau-silau

Kata jua yang diulang dua kali pada tempat yang sama itu berima mutlak.

Pengertian sajak

1. Berasal daripada perkataan Arab “saj” yang bermaksud karangan puisi .
2. Sebagai puisi modern .
3. Bentuknya bebas daripada puisi dan syair.
4. Pemilihan kata-kata yang indah (sesuai dengan mesej dan nada puisi).
5. Robert C. Pooley pernah menyatakan bahwa "orang yang menutup telinga terhadap sajak akan terpencil daripada satu wilayah yang penuh harta kekayaan berupa pengertian tentang manusia". Sedangkan Gerson Poyk berpendapat: "Dunia ini sebenarnya absurd sehingga manusia tidak dapat mengerti akan dunia ini sepenuhnya dan tugas penyair tentunya berusaha menggali rahasia kehidupan yang penuh misteri ke dalam bait sajak mereka."
6. Menurut H.B. Jassin, sajak itu adalah suara hati penyairnya, sajak lahir
daripada jiwa dan perasaan tetapi sajak yang baik bukanlah hanya permainan
kata semata-mata. Sajak yang baik membawa gagasan serta pemikiran yang
dapat menjadi renungan masyarakat.

Rabu, 11 Agustus 2010

Sudut pandang

Sudut Pandang

Sudut pandang adalah tempat dimana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandang ini tidak diartikan sebagai penglihatan atas suatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu. Perhatikan contoh di bawah ini:

“Sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing di atas jalan. Medasing menegakan dirinya dirinya sambil mengawasi ke muka dan iapun berdiri tiada bergerak sebagai pohon di antara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih kecil dari perkataan itu maju sekalian temannya sejajar dengan dia.

Di antara daun kayu tampak kepada mereka tebing itu turun ke bawah; di kakinya tegak pondok, sunyi mati, tak sedikit juapun kentara, bahwa diapun melindungi mereka yang hidup, pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-sebentar sapi mendengus dan binatang-binatang itupun kelihatan kekabur-kaburan dakam sinar bara yang kusam. Dari celah-celah dinding jauh sinar yang halus itu lenyap dibalut oleh kelam yang maha kuasa. Di keliling pondok itu tergerak pedati, ketiganya sepi dan sunyi pula.

Detail-detail dapat diarahkan kepada segi lain, misalnya pekukisan secara cermat atas seseorang yang berjalan dari suatu bagian ke bagian yang lain dari suatu obyek yang diselidiki. Atau untuk melukiskan perbedaan antara dua hal, maka mula-mula hal yang pertama dilukiskan secermat-cermatnya, kemudian pembicaraan dialihkan kepada hal yang kedua dengan menggambarkan segi-segi yang menunjukkan perbedaan denganhal yang pertama. Seperti halnya dengan menggambarkan suatu hal dengan mempergunakan sudut pandangan yang biasa, maka dalam membuat pertentangan ini, penulis tidak boleh memasukkan detail-detail yang tidak dilihatnya dari tempat itu, walaupun mungkin pengetahuannya tentang hal itu lebih banyak daripada yang dapat dilihatnya dari tempat itu.

Cara menghidupkan orang mati (Karakter)

Karakter (atau tokoh) merupakan unsur utama dalam sebuah cerita. Banyak yang bilang karakter lah yang menentukan plot, bukan sebaliknya. Pendapat ini ada benarnya. Suatu novel memiliki plot tertentu karena adanya tokoh utama yang khas. Kalau tokohnya diganti, kemungkinan besar plotnya akan berubah.

Banyak cerita yang dimulai dari kemunculan tokoh, bukan plot, bukan tema. Ini sama sekali nggak aneh. Tokoh yang kuat bakal menciptakan plot yang menarik.

Beberapa penulis bahkan mengatakan si tokoh suka jalan sendiri. Kadang kala penulis tak kuasa membendung kemauan si tokoh. Ini mungkin sulit dipahami, tapi ada benarnya lho. Maksudnya si tokoh punya keistimewan dan keterbatasan yang tidak bisa “ditawar” oleh penulis. Jadi kesannya penulis dibatasi oleh tokoh ciptaanya sendiri. Misalnya nih penulis Superman rasanya tidak mungkin membuat cerita di mana Superman nongkrong-nongkrong di bar, merokok, minum-minum, dan nggodain cewek. Kenapa? Masih nanya? Ini Superman lho yang kita bicarakan, pahlawan teladan idola kita bersama hehehe.

Antagonis

Antagonis (dari ἀνταγωνιστής Yunani - antagonistes, "lawan, pesaing, saingan") adalah karakter, kelompok karakter, atau institusi, yang merupakan musuh terhadap yang protagonis harus bersaing. Dengan kata lain, "Seseorang, atau sekelompok orang yang menentang tokoh utama, atau karakter utama." Dalam gaya klasik dari cerita di mana dalam aksi itu terdiri dari seorang pahlawan melawan penjahat, kedua dapat dianggap sebagai protagonis dan antagonis. Antagonis juga mungkin merupakan ancaman utama atau hambatan bagi karakter utama dengan keberadaan mereka.

Penulis juga telah membuat situasi lebih kompleks. Dalam beberapa kasus, sebuah cerita dikisahkan dari sudut pandang penjahat, dan pahlawan pun mencoba menghentikan penjahat dapat dianggap sebagai suatu antagonis. Dalam film K-19: Widowmaker, film Amerika tentang awak kapal selam Perang Dingin Soviet, kru, musuh-musuh Amerika Serikat, yang digambarkan sebagai protagonis, menciptakan sesuatu yang paradoks - sebagai sangat sering industri film Amerika cenderung menggambarkan kekuatan Amerika Serikat sebagai orang-orang yang berjuang untuk Kebaikan dan Keadilan, dalam oposisi ke Rusia (khususnya bekas Uni Soviet) menjadi antagonis, yang telah sering digambarkan memiliki sifat gila dan / atau niat jahat ( misalnya dominasi dunia) oleh media. antagonis seperti biasanya polisi, atau pejabat penegak hukum lainnya. Demikian pula, film Ken Follet "Eye of Needle" dan "Key to Rebecca" keduanya memiliki mata-mata Perang Dunia II Jerman sebagai protagonis, kemudian inggris membuat badan intelijen yang dianggap antagonis.

Jenis pantun dan contoh

JENIS PANTUN DAN CONTOHNYA

1. Pantun Adat

Menanam kelapa di pulau Bukum Tinggi
sedepa sudah berbuah
Adat bermula dengan hukum
Hukum bersandar di Kitabullah

Ikan berenang didalam lubuk
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk
Adat sirih pulang ke gagang

Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka

Bukan lebah sembarang lebah
Lebah bersarang dibuku buluh
Bukan sembah sembarang sembah
Sembah bersarang jari sepuluh

Pohon nangka berbuah lebat
Bilalah masak harum juga
Berumpun pusaka berupa adat
Daerah berluhak alam beraja

2. Pantun Agama

Banyak bulan perkara bulan
Tidak semulia bulan puasa
Banyak tuhan perkara tuhan
Tidak semulia Tuhan Yang Esa

Daun terap diatas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba

Bunga kenanga diatas kubur
Pucuk sari pandan Jawa
Apa guna sombong dan takabur
Rusak hati badan binasa

Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat dipintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

3. Pantun Budi

Bunga cina diatas batu
Daunnya lepas kedalam ruang
Adat budaya tidak berlaku
Sebabnya emas budi terbuang

Diantara padi dengan selasih
Yang mana satu tuan luruhkan
Diantara budi dengan kasih
Yang mana satu tuan turutkan

Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristeri cantik
Kalau tidak dengan budinya

Sarat perahu muat pinang
Singgah berlabuh di Kuala Daik
Jahat berlaku lagi dikenang
Inikan pula budi yang baik

Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin

Biarlah orang bertanam buluh
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi

Ayam jantan si ayam jalak
Jaguh siantan nama diberi
Rezeki tidak saya tolak
Musuh tidak saya cari

Jikalau kita bertanam padi
Senanglah makan adik-beradik
Jikalau kita bertanam budi
Orang yang jahat menjadi baik

Kalau keladi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas
Kalau budi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas

4. Pantun Jenaka

Dimana kuang hendak bertelur
Diatas lata dirongga batu
Dimana tuan hendak tidur
Diatas dada dirongga susu

Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat

Sakit kaki ditikam jeruju
Jeruju ada didalam paya
Sakit hati memandang susu
Susu ada dalam kebaya

Naik kebukit membeli lada
Lada sebiji dibelah tujuh
Apanya sakit berbini janda
Anak tiri boleh disuruh

Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya

Jalan-jalan ke rawa-rawa
Jika capai duduk di pohon palm
Geli hati menahan tawa
Melihat katak memakai helm

Limau purut di tepi rawa,
buah dilanting belum masak
Sakit perut sebab tertawa,
melihat kucing duduk berbedak

5. Pantun Kepahlawanan

Adakah perisai bertali rambut
Rambut dipintal akan cemara
Adakah misai tahu takut
Kamipun muda lagi perkasa

Hang Jebat Hang Kesturi
Budak-budak raja Melaka
Jika hendak jangan dicuri
Mari kita bertentang mata

Kalau orang menjaring ungka
Rebung seiris akan pengukusnya
Kalau arang tercorong kemuka
Ujung keris akan penghapusnya

Redup bintang haripun subuh
Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak

Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang dibumi
6. Pantun Kias

Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga

Berburu kepadang datar
Dapatkan rusa belang kaki
Berguru kepalang ajar
Bagaikan bunga kembang tak jadi

Anak Madras menggetah punai
Punai terbang mengirap bulu
Berapa deras arus sungai
Ditolak pasang balik kehulu

Kayu tempinis dari kuala
Dibawa orang pergi Melaka
Berapa manis bernama nira
Simpan lama menjadi cuka

Disangka nenas ditengah padang
Rupanya urat jawi-jawi
Disangka panas hingga petang
Kiranya hujan tengah hari

7. Pantun Nasihat

Kayu cendana diatas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

Kemuning ditengah balai
Bertumbuh terus semakin tinggi
Berunding dengan orang tak pandai
Bagaikan alu pencungkil duri

Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu

Padang temu padang baiduri
Tempat raja membangun kota
Bijak bertemu dengan jauhari
Bagaikan cincin dengan permata

Ngun Syah Betara Sakti
Panahnya bernama Nila Gandi
Bilanya emas banyak dipeti
Sembarang kerja boleh menjadi

Jalan-jalan ke kota Blitar
jangan lupa beli sukun
Jika kamu ingin pintar
belajarlah dengam tekun
8. Pantun Percintaan

Coba-coba menanam mumbang
Moga-moga tumbuh kelapa
Coba-coba bertanam sayang
Moga-moga menjadi cinta

Limau purut lebat dipangkal
Sayang selasih condong uratnya
Angin ribut dapat ditangkal
Hati yang kasih apa obatnya

Ikan belanak hilir berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang

Anak kera diatas bukit
Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
Karena sama menaruh hati

Ikan sepat dimasak berlada
Kutunggu di gulai anak seberang
Jika tak dapat di masa muda
Kutunggu sampai beranak seorang

Kalau tuan pergi ke Tanjung
Kirim saya sehelai baju
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi ranting kayu.

Kalau tuan pergi ke Tanjung
Belikan sahaya pisau lipat
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi benang pengikat

Kalau tuan mencari buah
Sahaya pun mencari pandan
Jikalau tuan menjadi nyawa
Sahaya pun menjadi badan.

9. Pantun Peribahasa

Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Kehulu memotong pagar
Jangan terpotong batang durian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian

Kerat kerat kayu diladang
Hendak dibuat hulu cangkul
Berapa berat mata memandang
Barat lagi bahu memikul

Harapkan untung menggamit
Kain dibadan didedahkan
Harapkan guruh dilangit
Air tempayan dicurahkan

Pohon pepaya didalam semak
Pohon manggis sebasar lengan
Kawan tertawa memang banyak
Kawan menangis diharap jangan

10. Pantun Perpisahan

Pucuk pauh delima batu
Anak sembilang ditapak tangan
Biar jauh dinegeri satu
Hilang dimata dihati jangan

Bagaimana tidak dikenang
Pucuknya pauh selasih Jambi
Bagaimana tidak terkenang
Dagang yang jauh kekasih hati

Duhai selasih janganlah tinggi
Kalaupun tinggi berdaun jangan
Duhai kekasih janganlah pergi
Kalaupun pergi bertahun jangan

Batang selasih mainan budak
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga

Bunga Cina bunga karangan
Tanamlah rapat tepi perigi
Adik dimana abang gerangan
Bilalah dapat bertemu lagi

Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi

11. Pantun Teka-teki

Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk dihidung ?

Beras ladang sulung tahun
Malam malam memasak nasi
Dalam batang ada daun
Dalam daun ada isi

Terendak bentan lalu dibeli
Untuk pakaian saya turun kesawah
Kalaulah tuan bijak bestari
Apa binatang kepala dibawah ?

Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya

Tugal padi jangan bertangguh
Kunyit kebun siapa galinya
Kalau tuan cerdik sungguh
Langit tergantung mana talinya ?

Pengertian pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.

contohnya:
PANTUN SUMPAH PEMUDA dan PUISI BAHASA INDONESIA (SELAMAT SUMPAH PEMUDA KE-78)

Kusulam bendera merah putih dengan benang
Merah yang berani, putihnya yang suci
Tanggal 28 Oktober haruslah dikenang
Sebagai masa bangsa-bangsa jadi satu jatidiri

Syair

Syair adalah salah satu jenis puisi lama. Ia berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam. Kata syair berasal dari bahasa Arab syu’ur yang berarti perasaan. Kata syu’ur berkembang menjadi kata syi’ru yang berarti puisi dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan

Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain:

Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Menurut isinya, syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut.

1. Syair Panji

Syair panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana dan keadaan orang-orang yang berada atau berasal dari dalam istana.

Contoh syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada Sang Ratu Kauripan.

2. Syair Romantis

Syair romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita pelipur lara, hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh syair romantis yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan (saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya. Pertemuan pun terjadi dan akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.

3. Syair Kiasan

Syair kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buahbuahan.

Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap peristiwa tertentu. Contoh syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan pangkat, atau seperti perumpamaan “seperti pungguk merindukan bulan”.

4. Syair Sejarah

Syair sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah.

Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh syair sejarah adalah Syair Perang Mengkasar (dahulu bernama Syair Sipelman), berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.

Syair berbahasa Arab yang tercatat paling tua di Nusantara adalah catatan di batu nisan Sultan Malik al Saleh di Aceh,

bertarikh 1297 M.

5. Syair Agama

Syair agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: (a) syair sufi, (b) syair tentang ajaran Islam, (c) syair riwayatcerita nabi, dan (d) syair nasihat.

Perlu kita ketahui, setiap syair pasti mengandung pesan tertentu. Pesan tersebut dapat kita simpulkan setelah memahami isi sebuah syair

Puisi

Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.

Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas.

Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag, dll). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi terkadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru

Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan hukan pada pokok puisi tersebut.

mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.

Selasa, 10 Agustus 2010

Karakter yang tidak Bermain (Non-Player Character NPC)

NPC merupakan karakter yang tidak bermain melainkan hanya dijelaskan beberapa ciri fisik dan lainnya. Penjelasan bisa saja dari Karakter yang bermain atau dijelaskan secara langsung dari si novel tersebut. Misalkan:

"Rick adalah seorang pemancing handal dari semenanjung meksiko. dia hidup berkecukupan dan menghidupi 2 orang anak", begitu kata Paulo yang merupakan saudara dekat Rick.

Pertanyaannya: Ada berapa tokoh dalam Kutipan Novel itu? Siapa sajakah tokoh dalam Kutipan Novel itu?
Jawaban:
1. Ada berapa?
Ada 1 karena Rick merupakan NPC dan Rick tidak memainkan perannya dalam Kutipan Novel tersebut, Melainkan Paulo yang merupakan tokoh dalam Kutipan Novel tersebut.
2. Siapa saja?
Hanya Paulo yaitu yang mewakili ucapan Rick dan dia merupakan satu-satunya tokoh dalam Kutipan Novel tersebut.

Tritagonis

1. Tritagonis adalah peran penengah yang bertugas menjadi
pendamai atau pengantara protagonis dan antagonis.
2. Dalam literatur, tritagonis adalah karakter paling penting yang ketiga, setelah protagonis dan deuteragonis.

Pelaku pembantu biasa menyelesaikan konflik dalam sebuah cerita. Misalkan seorang guru BK yang membantu menyelesaikan masalah antara dua karakter yaitu antagonis dan protagonis dan seorang tritagonis memihak pada siapapun.

Deuteragonis

Dalam literatur, yang deuteragonis (dari bahasa Yunani: δευτεραγωνιστής, deuteragonistes, aktor kedua) adalah karakter yang paling penting kedua, setelah tokoh protagonis dan sebelum tritagonis. Deuteragonis itu mungkin beralih dari yang atau terhadap protagonis tergantung pada konflik / plotnya deuteragonis.

Drama Yunani dimulai dengan hanya satu aktor, pemeran utama, dan paduan suara penari. Para dramawan Aeschylus diperkenalkan deuteragonist itu; Aristoteles berkata dalam bukunya Poetics

Καὶ τό τε τῶν ὑποκριτῶν πλῆθος ἐξ ἑνὸς εἰς δύο πρῶτος Αἰσχύλος ἤγαγε καὶ τὰ τοῦ χοροῦ ἠλάττωσε καὶ τὸν λόγον πρωταγωνιστεῖν παρεσκεύασεν (1449a15). [2]

Demikianlah Aeschylus yang pertama kali mengangkat jumlah pelaku selama satu sampai dua. Dia juga dibatasi paduan suara dan memberikan dialog bagian terkemuka (1449a15). [2]

Upaya Aeschylus 'membawa dialog dan interaksi antara karakter ke permukaan dan menetapkan panggung untuk drama lainnya pada masa itu, seperti Sophocles dan Euripides, untuk menghasilkan banyak pemain ikon.

Dalam Sastra, deuteragonist memerankan peran dari "sidekick" untuk pemeran utama. Dalam Mark Twain The Adventures of Huckleberry Finn, protagonis adalah Huck dan deuteragonist itu merupakan teman setia-Nya, yaitu Jim. Dan dalam kisah ini deuteragonist juga bisa menjadi antagonis yang akan terlihat pada akhirnya. Kita ambil contoh juga "Cinta Fitri". Pada awalnya oma Farrel tidak menyutujui hubungan Farrel dengan Fitri dan pada akhirnya sang oma mau menyetujui hubungan mereka. Dalam konteks oma merupakan contoh deuteragonis yang merupakan awalnya bersifat antagonis kemudian berubah menjadi protagonis.

Protagonis

Protagonis dari protagonistes πρωταγωνιστής Yunani, "orang yang memainkan bagian pertama, Chief of actor" adalah tokoh utama (tokoh sentral pribadi atau utama) dari sebuah, sastra teater, permainan sinematik, video, atau musik narasi, Dimaksudkan untuk mengetahui dimana audiens paling berempati pada karakter mana dalam sebuah cerita. Dalam teater Yunani Kuno, tiga aktor memainkan semua peran dramatis utama dalam Scene; peran utama dimainkan oleh pemeran utama, sedangkan peranan lain dimainkan oleh deuteragonist dan tritagonist tersebut.

Istilah protagonis didefinisikan sebagai tokoh utama dan pahlawan adalah. Dalam fiksi, kisah protagonis dapat diceritakan dari segi perspektif karakter yang berbeda. Seringkali, protagonis dalam narasi juga orang yang sama sebagai karakter fokus, meskipun kedua istilah ini berbeda. Kegembiraan dan intrik sendiri adalah apa penonton merasa menuju karakter fokus, sedangkan rasa empati tentangnya/dia merupakan tujuan dan emosi penonton yang merasa ke protagonis. Dia sering disebut sebagai "good guy." Namun, sangatlah mungkin untuk protagonis cerita ini dengan jelas menjadi penjahat, atau antihero, dari lembaran, seperti terbukti dengan karakter seperti Vic Mackey (dari The Shield), Tony Soprano (The Sopranos), Walter Putih (Breaking Bad) dan Zim (Invader Zim)

Lawan utama protagonis adalah tokoh dikenal sebagai antagonis, yang mewakili atau menciptakan kendala yang protagonis harus diatasi. Seperti protagonis, mungkin ada lebih dari satu antagonis dalam sebuah cerita. Antagonis juga kadang-kadang dapat benar-benar menjadi pahlawan, seperti The Shield petugas Urusan Internal, dan agen FBI, petugas polisi dari The Sopranos dan DIB (Invader Zim)

Senin, 09 Agustus 2010

Tokoh dan penokohan

Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).
Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukkan satu segi, misalny6a baik saja atau buruk saja. Sejak awal sampai akhir cerita tokoh yang jahat akan tetap jahat. Tokoh bulat adalah tokoh yang menunjukkan berbagai segi baik buruknya, kelebihan dan kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Dari segi kejiwaan dikenal ada tokoh introvert dan ekstrovert. Tokoh introvert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh ketidaksadarannya. Tokoh ekstrovert ialah pribadi tokoh tersebut yang ditentukan oleh kesadarannya. Dalam karya sastra dikenal pula tokoh protagonis dan antagonis. Protagonis ialah tokoh yang disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya. Antagonis ialah tokoh yang tidak disukai pembaca atau penikmat sastra karena sifat-sifatnya.
Penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.

Pengertian fakta

1. fakta harus berdasarkan anka anka dan sebagian besar tak mengandung sepertinya, kayanya, dan terdukung oleh orang orang.
sedangkan opini lebih terhadapa kemungkinan yang dapat muncul sekali kemungkinannya
2. fakta harus bedasarkan keadaan aslinya, nyata.tidak boleh menggunakan kata seperti menurut saya, kira-kira.melainkan harus tepat, dan nyata.
3. fakta adalah segala sesuatu yang nyata apa adanya atau peristiwa yang benar-benar terjadi.

Pengertian opini

Menurut kamus besar bahasa indonesia sangat sederhana: pendapat, pikiran, atau pendirian. Namun terkadang kita sebagai seorang pelajar misalnya menganggap menulis sebuah karya tulis opini sebagai sebuah malapetaka. Padahal jika meninjau pada pengertian opini menurut KBBI tadi, seharusnya menulis opini bisa lebih mudah daripada yang kita bayangkan.
Dalam kehidupan sehari-hari pun sebenarnya kita sudah terbiasa untuk menghasilkan opini. Ketika ditanya ; “eh mie ayam di depan sekolah kita itu enak tidak?” Kita pasti akan menjawab dengan mudah. Enak atau tidak. Sederhana dan kelihatan tidak bisa menjadi sebuah opini bukan? Namun jika digali lebih lanjut jawaban dari pertanyaan tersebut menyimpan segudang alasan dan pendapat pribadi kita mengenai mie ayam yang ditanyakan. Jika kita menjawab “enak” kita bisa mengungkapkan berbagai alasan mengapa kita menyukai mie ayam tersebut. Mulai dari mie ayamnya sendiri, cara penyajian, pelayanan, cara pembuatan, orang yang membuat, sampai pada kondisi warung tempat jualan mie ayam. Jika kesukaan kita akan mie ayam tersebut dijabarkan mungkin butuh waktu sepuluh sampai limabelas menit.
Sekarang coba bayangkan bila “ocehan” kita tadi direkam dan ditulis. Tentu akan menjadi sebuah tulisan yang berlembar-lembar bukan? Tidak peduli apakah kita menyukai atau tidak menyukai akan suatu hal, alasan yang mendasari pikiran kita tersebut sebenarnya bisa kita tumpahkan pada berlembar-lembar tulisan dikertas.
Hanya saja terkadang kita mungkin terkendala pada kaidah-kaidah penulisan dalam bahasa indonesia yang baik dan benar. Namun menurut kangmoes, untuk langkah awal dalam menulis opini terkadang kita perlu melanggar aturan-aturan penulisan tersebut. Bukankah ketika awal mula berbicara bahasa indonesia kita tidak bisa langsung berbahasa indonesia dengan kaidah-kaidah baku? Seiring dengan berjalannya waktu, kita lalu memperbaiki pola bicara kita dalam berbahasa indonesia. Seharusnya menulis opini bisa sama mudahnya jika kita mengacu pada pengertian opini diatas.

Iklan

Ga usah panjang lebar....



Menurut Kotler (2002:658), periklanan didefinisikan sebagai bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
Menurut Rhenald Kasali (1992:21), secara sedrhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh suatu masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli.
Menurut PPPI dalam situsnya, terdapat definisi bahwa periklanan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui suatu, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan untuk kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
Secara umum, iklan merupakan suatu bentuk komunikasi nonpersonal yang menyampaikan informasi berbayar sesuai keinginan dari institusi/sponsor tertentu melalui media massa yang bertujuan memengaruhi/mempersuasi khalayak agar membeli suatu produk atau jasa.
2. Karakteristik Iklan
Iklan memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
a. Suatu bentuk komunikasi yang berbayar.
b. Nonpersonal komunikasi.
c. Menggunakan media massa sebagai massifikasi pesan.
d. Menggunakan sponsor yang teridentifikasi.
e. Bersifat mempersuasi khalayak.
f. Bertujuan untuk meraih audiens sebanyak-banyaknya.


3. Jenis Iklan
Berdasarkan tujuannya, iklan diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yakni:
a. Iklan Informatif (Informative Advertising)
Iklan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Bertujuan untuk membentuk atau menciptakan kesadaran/pengenalan dan pengetahuan tentang produk atau fitur-fitur baru dari produk yang sudah ada.
- Menginformasikan perubahan harga dan kemasan produk.
- Menjelaskan cara kerja produk.
- Mengurangi ketakutan konsumen.
- Mengoreksi produk.
b. Iklan Persuasif (Persuasive Advertising)
Iklan ini mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
- Bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi dan keyakinan sehingga konsumen mau membeli dan menggunakan barang dan jasa.
- Mempersuasif khalayak untuk memilih merk tertentu.
- Menganjurkan untuk membeli.
- Mengubah persepsi konsumen.
- Membujuk untuk membeli sekarang.
c. Iklan Reminder (Reminder Advertising)
Iklan ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Bertujuan untuk mendorong pembelian ulang barang dan jasa.
- Mengingatkan bahwa suatu produk memiliki kemungkinan akan sangat dibutuhkan dalam waktu dekat.
- Mengingatkan pembeli dimana membeli produk tersebut.
- Menjaga kesadaran akan produk (consumer’s state of mind).
- Menjalin hubungan baik dengan konsumen.

4. Contoh Iklan
a. Iklan Informatif
- Iklan Sony Ericsson Z550i
Iklan ini merupakan iklan informatif karena membentuk atau menciptakan kesadaran/pengenalan dan pengetahuan tentang produk atau fitur-fitur baru dari produk yang sudah ada.
- Iklan Dji Sam Soe
Iklan ini juga tergolong sebagai iklan informatif karena menginformasikan kepada khalayak mengenai kemasan produk Dji Sam Soe yang baru, yakni kemasan 10 yang ditampilkan dengan tulisan berukuran besar. Tak lupa iklan ini juga berusaha meyakinkan kepada khalayak bahwa mutu produk tetap sama sejak tahun 1913, meskipun kemasan yang dihadirkan berbeda.
- Iklan Coca Cola
Iklan ini tergolong iklan informatif karena memberitahukan kepada khalayak mengenai produk, kemasan serta harga yang terbaru. Selain itu juga mempromosikan kemudahan jika membeli produk yang baru tersebut.
b. Iklan Persuasif
- Iklan Samsung Slim Fit TV
Iklan ini merupakan iklan persuasif karena berusaha mempersuasif khalayak untuk membeli TV merk Samsung dengan cara menginformasikan kualitas serta kelebihan-kelebihan yang dimiliki Samsung, sehingga khalayak dapat mengubah persepsinya mengenai TV merk lain dan menganggap Samsung lebih unggul.
- Iklan Canon Printer PIXMA iP1200
Iklan ini juga tergolong iklan persuasif karena berusaha mempersuasif khalayak untuk membeli Canon Printer PIXMA iP1200 dengan cara menginformasikan keistimewaan yangbdimiliki produk ini.
c. Iklan Reminder
- Iklan Vita Zone
Iklan ini merupakan iklan reminder karena mengingatkan kepada khalayak bahwa Vita Zone memiliki kemungkinan akan sangat dibutuhkan dalam waktu dekat, yakni pada waktu bulan puasa ketika iklan ini dipublikasikan (iklan ini dipublikasikan pada 27 September 2006).
- Iklan Hotel Santika Malang
Iklan ini juga merupakan iklan reminder karena mengingatkan kepada khalayak bahwa pelayanan yang ditawarkan Hotel Santika Malang memiliki kemungkinan akan sangat dibutuhkan dalam waktu dekat, yakni pada hari Valentine ketika iklan ini dipublikasikan (iklan ini dipublikasikan pada 8 Februari 2006). Selain itu juga mengingatkan khalayak dimana mendapatkan layanan tersebut.
- Iklan Simpati Jitu
Iklan ini termasuk iklan reminder karena mendorong pembelian ulang barang dan jasa Simpati Jitu. Selain itu juga menjaga kesadaran akan produk (consumer’s state of mind), serta menjalin hubungan baik dengan konsumen dengan cara memberikan pelayanan serta tarif yang lebih murah kepada pelanggan Telkomsel, khususnya pengguna Simpati Jitu.

Minggu, 08 Agustus 2010

Pengertian dan macam-macam plot

Selama ini pengertian plot sering disalahpahami sebagai alur atau jalan cerita. Mungkin karena keduanya dibangun oleh unsur ‘peristiwa’. Penyamaan begitu saja antara plot dengan alur, apalagi mendifinisikan plot sebagai alur agaknya kuranglah tepat. Di dalam sebuah alur belum tentu terdapat plot, sebaliknya sebuah plot sudah pasti akan membentuk alur. Lalu apakah plot dan alur itu?

Forster dalam Aspec of Novel mengartikan alur atau jalan cerita sebagai sebuah narasi berbagai kejadian yang sengaja disusun berdasarkan urutan waktu. Atau peristiwa demi peristiwa yang susul menyusul.

Sedangkan plot adalah hubungan kausalitas (sebab-akibat) sebuah peristiwa dengan peristiwa yang mendahuluinya atau peristiwa setelahnya. Bahasa sederhananya, hubungan sebab-akibat antarperistiwa dalam sebuah cerita.

Perhatikan kalimat berikut: “Ibu meninggal dunia, satu bulan kemudian ayah menyusulnya”. Kalimat tersebut belumlah cukup dikatakan mengandung unsur plot, karena sekedar menunjukan urutan waktu (kronologis) kejadian saja. Peristiwa kematian ayah belum tentu disebabkan oleh kematian ibu. Bisa saja ayah meninggal dunia karena tertabrak motor, misalnya. Sehingga tak ada hubungannya dengan kematian ibu. Akan berbeda apabila kalimatnya diubah menjadi: “Ibu meninggal dunia, satu bulan kemudian ayah menyusulnya karena tak kuasa menanggung kesedihan”. Pada kalimat yang kedua ini, selain terdapat urutan waktu kejadian, juga mengandung unsur sebab akibat. Peristiwa kematian ibu menjadi penyebab kematian ayah. Inilah yang disebut plot.

UNSUR PEMBANGUN PLOT

Seperti yang telah disebutkan di awal, plot dibangun oleh unsur peristiwa. Namun, sebuah peristiwa tidak begitu saja hadir. Peristiwa hadir akibat dari aktivitas tokoh-tokoh di dalam cerita yang memiliki konflik atau pertentangan dengan dirinya sendiri, tokoh lainnya, atau dengan lingkungan di mana tokoh itu berada. Namun peristiwa juga bisa disebabkan oleh aktivitas alam yang menimbulkan konflik dengan manusia. Tanpa adanya konflik, sebuah peristiwa hanya akan menjadi narasi tak sempurna. Setiap konflik akan bergerak menuju titik intensitas tertinggi, di mana pertentangan tak dapat lagi dihindari. Itulah yang disebut sebagai klimaks. Dengan demikian dapat dikatakan, sebuah plot dibangun oleh peristiwa, konflik, dan klimaks.

Peristiwa

Peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari satu keadaan ke keadaan lainnya (Luxemburg dkk, 1992: 150). Sebuah karya fiksi tentunya tidak terbangun hanya dari satu peristiwa saja, tetapi banyak peristiwa. Namun, tidak semua peristiwa di dalam karya fiksi berfungsi sebagai pembangun plot. Berdasarkan fungsi terhadap pengembangan plot itulah, peristiwa dapat dibedakan menjadi peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan.

1. Peristiwa fungsional adalah peristiwa-peristiwa yang sangat mempengaruhi pengembangan plot. Rangkaian peristiwa-peristiwa fungsional merupakan inti dari cerita. Jika sebuah peritiwa fungsional dihilangkan akan menyebabkan cerita itu menjadi lain, atau bahkan menjadi tidak logis.

Gelas ditangan ayah tiba-tiba saja terjatuh. Hatinya menjadi gelisah. Dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Telepon di ruang tengah berbunyi. Seorang polisi mengabarkan sebuah kecelakan bus yang terjadi beberapa jam lalu. Ibu meninggal dunia dalam kecelakaan itu.

Semenjak kematian ibu, ayah sering mengurung diri di dalam kamarnya. Satu bulan kemudian, ayah menyusul ibu karena tak kuasa menanggung kesedihan.

Paragraf di atas menyuguhkan kepada kita rangkain peristiwa yang membentuk plot. Terdapat dua peristiwa fungsional di dalam paragraf tersebut. Yaitu peristiwa kematian ibu, yang disusul oleh kematian ayah. Peristiwa kematian ibu menjadi penyebab kematian ayah (perhatikan kalimat yang ditebalkan). Apabila kalimat-kalimat lainnya dihilangkan tidak akan mempengaruhi bangunan cerita. Namun sebaliknya apabila salah satu dari peristiwa fungsional itu dihilangkan, maka cerita akan bergerak ke arah yang berbeda, atau menjadi kurang logis.

2. Peristiwa kaitan adalah peristiwa-peristiwa yang berfungsi mengaitkan peristiwa-peristiwa fungsional dalam pengurutan penyajian cerita.

Gelas ditangan ayah tiba-tiba saja terjatuh. Hatinya menjadi gelisah. Dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Telepon di ruang tengah berbunyi. Seorang polisi mengabarkan sebuah kecelakan bus yang terjadi beberapa jam lalu. Ibu meninggal dunia dalam kecelakaan itu.

Semenjak kematian ibu, ayah sering mengurung diri di dalam kamarnya. Satu bulan kemudian, ayah menyusul ibu karena tak kuasa menanggung kesedihan.

Perhatikan kalimat yang ditebalkan pada paragraf di atas. Peristiwa mengurungdirinya ayah di dalam kamar semenjak kematian ibu, hanya berfungsi mengait peristiwa kematian ibu dengan peristiwa kematian ayah. Peristiwa tersebut tidak mempengaruhi pengembangan plot, tetapi hanya sebagai penyeling, sehingga apabila dihilangkan tidak akan merusak logika cerita.

3. Peristiwa acuan adalah peristiwa-peristiwa yang tidak secara langsung berhubungan dengan plot, tetapi lebih berkaitan dengan unsur-unsur lain seperti perwatakan atau suasana yang melingkupi batin seorang tokoh sebelum terjadi peristiwa penting.

Gelas ditangan ayah tiba-tiba saja terjatuh. Hatinya menjadi gelisah. Dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Telepon di ruang tengah berbunyi. Seorang polisi mengabarkan sebuah kecelakan bus yang terjadi beberapa jam lalu. Ibu meninggal dunia dalam kecelakaan itu.

Semenjak kematian ibu, ayah sering mengurung diri di dalam kamarnya. Satu bulan kemudian, ayah menyusul ibu karena tak kuasa menanggung kesedihan.

Peristiwa jatuhnya gelas ditangan ayah dan kegelisahan yang melingkupi batin ayah sebelum mendapat telepon dari polisi, memberikan isyarat akan terjadinya sebuah peristiwa penting; kematian ibu.

Konflik

Konflik memiliki pengertian pertarungan atau pertentangan antara dua hal yang menyebabkan terjadinya aksi reaksi. Pertentangan itu bisa berupa pertentangan fisik, ataupun pertentangan yang terjadi di dalam batin manusia. Konflik merupakan unsur terpenting dari pengembangan plot. Bahkan bisa dikatakan sebagai elemen inti dari sebuah karya fiksi. Stanton dalam An Introduction to Fiction membedakan konflik menjadi dua, yaitu konflik eksternal dan konflik internal.

a. Konflik eksternal adalah pertentangan yang terjadi antara manusia dengan sesuatu yang berada di luar dirinya. Konflik ini dibagi lagi menjadi dua macam. Konflik elemental, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya pertentangan antara manusia dengan alam; manusia lawan alam. Misalnya saja konflik yang timbul akibat adanya banjir besar, gempa bumi, gunung meletus, dsb. Sedangkan konflik sosial terjadi disebabkan adanya kontak sosial antarmanusia, atau masalah yang muncul akibat adanya hubungan sosial antarmanusia. konflik sosial bisa terjadi antara manusia lawan manusia atau manusia lawan masyarakat. Misalnya saja berupa masalah penindasan, peperangan, penghianatan, pemberontakan terhadap terhadap adat lama, dsb.

b. Konflik Internal adalah konflik yang terjadi di dalam hati atau jiwa seorang tokoh cerita. Pertentangan yang terjadi di dalam diri manusia. Manusia lawan dirinya sendiri. Misalnya saja konflik yang terjadi akibat adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan-harapan dan masalah-masalah lainnya.

Klimaks

Menurut Stanton dalam An Introduction to Fiction klimaks adalah saat konflik telah mencapai titik intensitas tertinggi, dan saat itu merupakan sesuatu yang tak dapat dihindari kejadiannnya. Artinya, berdasarkan tuntutan dan kelogisan cerita, peristiwa itu harus terjadi, tidak boleh tidak. Klimaks merupakan pertemuan antara dua hal yang dipertentangkan dan menentukan bagaimana konflik itu akan diselesaikan.

KAIDAH PENGEMBANGAN PLOT

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar plot yang kita bangun tidak saja menjadi menarik, tetapi juga sesuai dengan logika cerita, dan tidak melebar ke mana-mana sehingga kehilangan fokus cerita. Dalam buku How to Analyze Fiction, Kenny mengemukakan kaidah-kaidah pemlotan meliputi masalah plausibilitas (plausibility), adanya unsur rasa ingin tahu (suspense), kejutan (suprise), dan kesatupaduan (unity).

Plausibilitas

Plausibilitas memiliki pengertian suatu hal yang dapat dipercaya sesuai dengan logika cerita. Plot sebuah cerita harus memiliki sifat plausibel atau dapat dipercaya oleh pembaca. Pengembangan cerita yang tak plausibel dapat membingungkan dan meragukan pembaca.

Sebuah cerita dikatakan memiliki sifat plausibel jika tokoh-tokoh cerita dan dunianya dapat diimajinasikan dan jika para tokoh dan dunianya tersebut serta peristiwa-peristiwa yang dikemukakan mungkin saja dapat terjadi. Plausibilitas cerita tidak berarti peniruan realitas belaka, tetapi lebih disebabkan ia memiliki keberkaitan dengan pengalaman kehidupan. Apakah jika seseorang berada dalam persoalan dan situasi seperti yang dialami tokoh cerita akan bertindak seperti yang dilakukan tokoh itu? Misalnya saja, mungkinkah seorang tokoh cerita yang mengalami keterbelakangan mental mampu menjawab soal-soal pertanyaan dalam olimpiade fisika? Dalam sebuah cerita fiksi itu mungkin saja, namun tentunya hal ini sangat tidak bisa dipercaya, oleh sebab itu ia tak memiliki sifat plausibel.

Suspense

Suspense memiliki pengertian pada adanya perasaan semacam kurang pasti terhadap peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, khususnya yang menimpa tokoh protagonis atau yang diberi simpati oleh pembaca. Sebuah cerita yang baik tentunya harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu pembaca. Suspense tidak semata-mata hanya berurusan dengan ketidaktahuan pembaca, tetapi lebih dari itu, mampu mengikat pembaca seolah-oleh terlibat dalam kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan dialami oleh tokoh cerita. Suspense akan mendorong, menggelitik dan memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita, mencari jawaban dari rasa ingin tahu terhadap kelanjutan dan akhir cerita.

Suprise

Plot sebuah cerita yang menarik tidak saja harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu pembaca, tetapi juga mampu memberika kejutan atau ketakterdugaan. Plot sebuah karya fiksi dikatakan memiliki sebuah kejutan apabila sesuatu yang dikisahkan atau kejadian-kejadian yang ditampilkan menyimpang atau bahkan bertentangan dengan harapan pembaca. Jadi, dalam karya itu terdapat suatu penyimpangan, pelanggaran atau pertentangan apa yang ditampilkan dalam cerita dengan apa yang telah menjadi kebiasaan, atau mentradisi.

Kesatupaduan

Kesatupaduan memiliki pengertian keberkaitan unsur-unsur yang ditampilkan, khususnya peristiwa-peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan, yang mengandung konflik atau pengalaman kehidupan yang hendak disampaikan. Ada benang merah yang menghubungkan berbagai aspek cerita sehingga seluruhnya dapat terasa sebagai satu kesatuan yang utuh dan padu.

PENAHAPAN PLOT

Peristiwa awal yang ditampilkan dalam sebuah karya fiksi mungkin saja langsung berupa adegan-adegan yang memiliki kadar konflik dan dramatik tinggi, bahkan merupakan konflik yang amat menentukan plot karya yang bersangkutan. Padahal, pembaca belum dibawa masuk dalam suasan cerita, belum tahu awal dan sebab-sebab terjadinya konflik. Hal yang demikian dapat terjadi disebabkan urutan waktu penceritaan yang sengaja dimanipulasi dengan urutan peristiwa untuk mendapatkan efek artistik tertentu, yang memberikan kejuta dan membangkitkan rasa ingin tahu pembaca. Kaitan antarperistiwa haruslah jelas, logis dan dapat dikenali urutan kewaktuannya terlepas dari penempatannya yang mungkin di awal, tengah, atau akhir.

Aristoteles mengemukakan bahwa tahapan plot harus terdiri dari tahapan awal, tahapan tengah, dan tahapan akhir.

1. Tahap awal sebuah cerita merupakan tahap perkenalan. Pada umumnya berisi informasi yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Fungsi pokok tahapan awal adalah memberikan informasi dan penjelasan seperlunya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan. Pada tahapan ini, juga sudah dimunculkan sedikit demi sedikit masalah yang dihadapi tokoh yang menyulut konflik, pertentangan-pertentangan dan lain-lain yang akan memuncak di bagian tengah.

2. Tahap tengah sebuah cerita sering juga disebut sebagai tahap tikaian. Pada tahap ini konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap awal mengalami peningkatan, semakin menegangkan, hingga mencapai titik intensitas tertinggi atau klimaks.

3. Tahap akhir sebuah cerita biasa juga disebut sebagai tahapan peleraian yang menampilkan adegan tertentu sebagai akibat dari klimaks. Tahapan ini merupakan tahapan penyelesaian masalah atau bisa juga disebut sebagai tahapan anti klimaks. Penyelesaian sebuah cerita dapat dikatagorikan menjadi dua: penyelesaian tertutup dan penyelesaian terbuka. Penyelesaian tertutup menunjuk pada keadaan akhir sebuah karya fiksi yang memang sudah selesai. Sedangkan penyelesaian terbuka lebih membuka peluang bagi kelanjutan cerita sebab konflik belum sepenuhnya selesai dan membuka peluang untuk berbagai penafsiran dari pembacanya.

Demikianlah perkenalan kita dengan salah satu elemen penting dalam penulisan fiksi, yaitu plot. Kualitas plot sangat ditentukan oleh kadar masalah yang menghadang langkah tokoh cerita dalam menemukan penyelesaian. Bagaimana hambatan-hambatan tersebut membuat tokoh-tokoh cerita anda bertindak dengan gigih demi terwujudnya akhir cerita. Perpaduan antara perjuangan keras dan ancaman nyata berupa kegagalan akan membuat pembaca terpikat untuk terus menikmati tulisan anda hingga akhir cerita (Diadaptasi dari Materi Latihan FLP)

I. Berdasarkan kriteria waktu

Berdasarkan kriteria waktu maksudnya adalah plot yang didasarkan pada keadaan waktu si tokoh itu sendiri apakah menceritakan tentang masa sekarang si tokoh ataukan masa lalunya atau mungkin dua duanya. Nah Plot berdasarkan kriteria waktu itu dibagi menjadi 3 :

Plot Maju : Pada Plot maju sang jalan cerita itu menyoroti Kehidupan sang tokoh pada jaman sekarang, dan peristiwa peristiwa yang terjadi itu dialami sang tokoh seiring cerita berjalan. Misal si C ketemu K, mereka bermusuhan lalu memutuskan untuk saling serang, mereka sewa pengacara dan menyelesaikan masalah mereka di meja hijau. Nah kalau di cerita tadi ceritanya itu bersifat progresif, jadi itu ceritanya terus berjalan ke arah depan/maju menuju masa depan.

Plot Mundur : Kalau Plot maju menceritakan tentang masa sekarang tokoh, plot mundur itu menceritakan tentang masa lalu si tokoh. Biasanya hal ini terjadi di dalam cerita kalau sang tokoh mengingat kehidupan masa lalunya. Di atheis walau digolongkan memakai plot campuran tapi ada beberapa bagian yang menggunakan plot mundur, hal ini terjadi karena plot mundur merupakan salah satu penyusun dari plot campuran.

Plot Campuran : Plot campuran itu terdiri dari plot maju dan plot mundur artinya ceritanya itu menyoroti masa lalu sekarang sang tokoh sekaligus masa lalu sang tokoh. Nah Atheis adalah salah satu karya sastr ynag menggunakan plot campuran. Liat saja di beberapa bagian ada yang menceritakan kehidupan sekarang sang tokoh. Lalu mundur lagi ke masa lalu, lau kembali lagi ke masa depan.

II.Berdasarkan Kriteria Jumlah

Dalam suatu karya sastra terkadang lebih dari satu plot. Plot tersebut biasanya terbagi atas plot utama dan sub plot. Salah satunya adalah Supernova karya Dewi Lestari. Dalam 2 novel tersebut ada cerita utama dan cerita sampingan sehingga novel tersebut tidak monoton. Namun begitu kebanyakan cerita itu berpusat pada satu jalan cerita salah satu contohnya adalah atheis. Jika kita lihat di Atheis alur ceritanya berpusat pada Hasan.

Majas dan macam-macam majas

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.

Jenis-jenis Majas

Majas perbandingan

1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
4. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll.
5. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
6. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
7. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
8. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
9. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
10. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
11. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
12. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
13. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
14. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
15. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
16. Totem pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
17. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
18. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
19. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
20. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
21. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
22. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
23. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
24. Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

Majas sindiran

1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
5. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

Majas penegasan

1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
19. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

Majas pertentangan

1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.
3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.

Unsur ekstrinsik novel

Kawan, unsur ekstrinsik novel adalah unsur yang ada diluar dari novel tersebut, termasuk juga nilai moral positif atau negatif dan mengenai si pengarang dari segala kondisi.
Unsur Ekstrinsik
1) Latar belakang pengarang, seperti pendidikan, kondisi keluarga, jenis kelamin, dan usia
2) Waktu dan tempat penulisan karya sastra itu
Nilai-nilai dalam Cerpen/Novel
Nilai bermakna sesuatu yang penting dan berguna bagi manusia. Dalam karya sastra, misalnya Cerpen, nilai-nilai budaya, sosial, ataupun moral.
1. Nilai-nilai budaya berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya cipta manusia
2. Nilai-nilai sosial berkaitan dengan tata laku hubungan antara sesama manusia (kemasyarakatan)
3. Nilai-nilai moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk

Cara membuat sinopsis

Denger kata,"Bikin sinopsis...!" Wah, kayaknya udah males aja ya karena pikiran kita pasti,"Pasti baca..! Pasti nanti mata gue pegel..! Pasti nanti mata gue kering..! Pasti bikin puyeng..!". Mendengar bisikan hati macam itu pasti udah membelah ucapan guru. Wah parah ya..! Gampang kok bikin sinopsis segampang kita ngupil. Mau bukti? Nih:

1. Membaca lengkap secara memindai
Kalian tau gak yang namanya Scanner? Cara kerja Scanner itu mengcopy terus-terus menerus dari target menuju bahan copy-an. Nah, scanner kan mengcopy sesuatu yang penting. Jadi kita ga usah pusing pusing baca, kita tinggal baca dan menggaris bawahin yang diperlukan sebagai gagasan utama. Pake pensil jangan pake stabilo agar kita tidak menyalah pahami yang mana gagasan utama dan gagasan tambahan.
2. Tidak perlu panjang lebar
Kalian ga usah berpikir kalo sinopsis panjang, kita cuma perlu garis besarnya aja kok. Coba cermati kalimat ini: Saya merupakan putra dari keluarga miskin yang biasa mendapat recehan dari orang-orang yang menaruh belas kasihan pada wajah cemong berparas hancur bagaikan Nagasaki yang terjatuhi bom atom Amerika Serikat tahun 1945. Dari kalimat tadi dapat digaris bawahi kalimat,"Saya merupakan putra dari keluarga miskin".
3. Cermati hal diatas lalu gunakan kalimat "efektif"
"Saya masih menangisi keadaan yang sangat amat menyedihkan dimana saya dan dia berboncengan di jalan Pantura dan dia meninggal dengan naas dan bersimbah darah." Lihat tulisan yang dimiringkan! Sangat dan amat merupakan kata yang sama-sama mengartikan Jamak. Jadi, kita gak perlu nambahin, cukup satu aja kok. Trus yang kedua,"Saya dan dia" sama aja kayak kami.
4. Tulis dialog dan monolog secara garis besar.

Aturan Main:
1. Sinopsis tidak boleh menyimpang dari cerita lengkapnya
Ini nomor satu, kalo ini udah nyimpang berarti semua salah. Sama aja kaya laki-laki nyimpang gimana? Jadi bencong/banci kan?
2. Tidak boleh panjang dan lebar.
3. Harus sepadan isi di sinopsis dengan isi di novel maksudnya makna apa yang terkandung.

Sabtu, 07 Agustus 2010

Pengertian Sinopsis

Sinopsis adalah ringkasan Novel. Ringkasan novel adalah bentuk pemendekan dari sebuah cerpen dengan tetap memperhatikan unsur-unsur intrinsik cerpen tersebut. membuat Sinopsis merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan cerita yang panjang dalam bentuk yang singkat. Dalam sinopsis, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan dihilangkan, tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum pegarangnya. Sinopsis biasanya dibatasi oleh jumlah halaman, misalnya dua atau tiga halaman, seperlima atau sepersepuluh dari panjang karangan asli.
Rata-rata 1 sinopsis berisi 1-3 halaman/1-3 sinopsisi tergantung dari jenis novelnya misalnya, Laskar Pelangi yang jumlah halamannya lebih dari 400 Hal. tapi, sinopsis hanya 1 halaman. 

Unsur intrinsik novel

 
Kembali lagi deh, hal kedua yang harus di dapati dari suatu novel adalah:
Unsur Intrinsik
Unsure Intrinsik ini terdiri dari :
a. Tema
Tema merupakan ide pokok atau permasalahan utama yang mendasari jalan cerita novel (Drs. Rustamaji, M.Pd, Agus priantoro, S.Pd)
b. Setting
Setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita, setting ini meliputi waktu, tempat, social budaya (Drs, Rustamaji, M.Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
c. Sudut Pandang
Sudut pandang dijelaskan perry Lubback dalam bukunya The Craft Of Fiction (Lubbock, 1968).
Menurut Harry Show (1972 : 293) sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Pengarang menggunakan sudut pandang took dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri.
2. Pengarang mengunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlihat di dalam cerita pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
3. Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
d. Alur / Plot
Alur / plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu alur maju (progresif) yaitu apabila peristwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan alur mundur (flash back progresif) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung (Paulus Tukan, S.Pd)
e. Penokohan
Penokohan menggambarkan karakter untuk pelaku. Pelaku bisa diketahu karakternya dari cara bertindak, ciri fisik, lingkungan tempat tinggal. (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
f. Gaya Bahasa
Merupakan gaya yang dominant dalam sebuah novel (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd)
2. Unsur Ekstinsik
Unsure ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain – lain, di luar unsure intrinsic. Unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur – unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra (Drs. Rustamaji, M,Pd, Agus Priantoro, S.Pd).

Pengertian Novel

            Ucapan novel mungkin udah biasa kali ya? Tapi kalian tau enggak definisi dari novel itu sendiri? Ga tau? Perlu tau? Bener nih? Yakin? Heheheheeheheh ini deh buat Kalian.
Dari sekian banyak bentuk sastra seperti esei, puisi, novel, cerita pendek, drama, bentuk novel, cerita pendeklah yang paling banyak dibaca oleh para pembaca. Karya– karya modern klasik dalam kesusasteraan, kebanyakan juga berisi karya– karya novel.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu. Novel adalah novel syarat utamanya adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya.
Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri. Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya. Tradisi novel hiburan terikat dengan pola – pola. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan Cuma berfungsi personal. Novel berfungsi social lantaran novel yang baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia. Sedang novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau cepat–cepat membacanya.
Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
  2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).
  3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsure, yaitu : undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).
  4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsure-unsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)

Rabu, 04 Agustus 2010

Penulisan Laporan Perjalanan

Kita semua pasti pernah melakukan perjalanan, entah ke luar kota, entah ke mancanegara, entah ke kutub selatan dan utara, atau cuma menengok kerabat di kampung sebelah. Nah, sudahkah Anda mendokumentasikan kisah perjalanan Anda dalam sebuah tulisan?

Berikut tips dari Bung Akmal, wartawan Tempo di milis apsas yang ia kelola:
Melakukan perjalanan (ke luar kota, luar negeri) baik untuk kepentingan pekerjaan atau sekadar hobi pribadi, merupakan aktivitas yang sangat menarik.Banyak manfaat yang bisa diambil. para prosais dan penyair merekonstruksi ulang perjalanan itu dalam pelbagai bentuk kreatif. fotografer mengabadikannya dalam komposisi-komposisi visual.

Salah satu bentuk yang lebih umum, dan lebih cepat dikerjakan, adalah catatan perjalanan (bisa juga disebut “kisah perjalanan” atau apa pun nama lainnya), yang bisa dengan lekas dipublikasikan di media cetak umum. Melihat tingginya dinamika perjalanan anggota milis apsas, saya sarankan apsasian untuk membiasakan diri membuat sebuah catatan perjalanan yang bisa dipublikasikan bagi pembaca umum. salah satu kiat untuk ini diberikan oleh martin li, seorang penulis perjalanan dan fotografer asal Inggris yang biasa menulis untuk travel intelligence, london.
inilah beberapa poin utama dari :

Tulisan perjalanan adalah bagian dari reportase, bagian dari catatan harian, dan bagian dari penyediaan informasi bagi pelancong atau mereka yang hendak melakukan perjalanan. penulis perjalanan melakukannya dengan beragam gaya dan teknik yang berbeda.
Dari sisi pembaca, tatkala membaca tulisan perjalanan, mereka mungkin berharap bisa turut merasakan apa yang dialami penulis. aa melibatkan diri dalam tulisan dengan mengungkapkan pengalamannya ketika melakukan perjalanan.
Tentu, seorang penulis kisah perjalanan tidak sekadar menceritakan pengalamannya, tetapi juga mendeskripsikan tempat dan aktivitasnya. Dengan demikian, pembaca selain turut merasakan pengalaman penulis, juga mendapat informasi tentang lokasi yang menjadi tujuan perjalanan serta peristiwa yang menyertainya.
Berikut beberapa tips untuk membuat tulisan perjalanan.

1. Sudut pandang
sudut pandang yang segar, jika mungkin, meliputi beberapa pokok permasalahan yang tidak biasa. kreatiflah dalam menulis perjalanan, termasuk dalam menggunakan gaya bahasa seperti metafora dan simile yang penuh daya dan orisinal.

2. Personal
ambil pendekatan sendiri untuk sebuah tempat yang dikunjungi, sebuah
aktivitas yang anda coba lakukan atau sebuah petualangan mendebarkan yang
sedang anda kerjakan. apa yang sesungguhnya menginspirasi anda? Kenali dan
jelaskan kepada pembaca.
Cerita harus memiliki suara dan sudut pandang personal. ingatlah bahwa sebagian besar tempat yang anda tulis, sangat mungkin sebelumnya SUDAH ditulis orang lain. Ini merupakan tantangan untuk mendapatkan sesuatu yang baru dan orisinal untuk dikatakan kepada pembaca.

3. Jenaka
tulisan perjalanan hendaknya memiliki sebuah nada yang cerah, cemerlang, hidup, dan jenaka. perjalanan adalah sebuah proses berangkat dari yang familiar menuju kepada yang asing dan
tidak familiar, sering kaya akan peristiwa komedi dan jenaka.
Masukkan komedi ke dalam tulisan di tempat yang patut dan jangan takut membuat pembaca tertawa. Juga, jangan takut untuk memasukkan ”kecelakaan”, misalnya, ke dalam bagian-bagian tulisan.tak perlu ‘jaim’. Ini dapat menjadi seperti bacaan berharga.

4.Surprise
Beri kejutkan kepada pembaca. berikan pembaca sesuatu yang tidak biasa,
sesuatu yang hanya diketahui sedikit orang—tentang suatu lokasi misalnya.
lakukan ini dengan mencoba aktivitas yang tidak biasa, bertemu dengan
orang-orang yang baru, terlibat ke dalam adegan yang asing ketika
berada dalam sebuah perjalanan.

5. Seimbang
tulisan perjalanan harus memadukan observasi personal, deskripsi dan komentar
dengan informasi praktis yang berguna bagi pembaca. jadi, ada keseimbangan
yang cermat antara pengalaman personal, deskripsi lokasi, deskripsi kegiatan
atau peristiwa. dan ingat bahwa saat menulis sebuah kisah perjalanan, anda juga seorang wartawan sehingga akurasi fakta tetap harus diperhatikan.

6. Kutipan
untuk memperkaya tulisan kutip komentar teman perjalanan atau pengunjung suatu kegiatan atau lokasi. silakan mereka mengekspresikan perasaan mereka, kengerian, atau ketakjuban
mereka tentang suatu tempat atau kegiatan yang sedang berlangsung.
Lalu, setelah sebuah tulisan perjalanan selesai digubah, mau dikemanakan? dipampang di blog pribadi, oke-oke saja. dikirimkan ke media umum, juga tak ada salahnya. Jangan lupa berikut foto (dalam format jpg). jika dimuat, honornya tentu lumayan buat merencanakan perjalanan berikutnya.

Membacakan teks berita

Selamat siang pemirsa, kembali lagi dengan saya dimana hal yang dianggap tabu akan kami kupas setajam SILET..!! Heheheheheh, mungkin itu yang teman-teman temukan dalam acara Silet. Coba liat deh kalo nonton acara gossip atau acara berita. Gimana mukanya? Gimana posisi duduknya? Gimana suaranya? Pasti kadang kita tertawa melihat para pembawa acara kayak gituan. Oke deh akan aku kasih tau deh caranya.
  1. Pembaca harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bacaan.
  2. Memperhatikan penekanan pembacaan pada kata-kata penting.
  3. Harus memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, sebab pembaca harus memperhatikan teks sekaligus sesekali melihat kepada pendengar.
  4. Pelafalan harus jelas dan benar, sebab setiap kesalahan pengucapan akan terlihat.
  5. Suara harus lantang meskipun dibantu dengan alat pelantang suara (microphone) .
Menurut Tarigan (1999: 25), seorang pembaca nyaring yang baik biasanya mempunyai motivasi tinggi untuk menyampaikan sesuatu kepada para pendengarnya. Sesuatu yang penting tersebut dapat berupa informasi baru, pengalaman berharga, uraian, humor yang segar, atau bait-bait puisi. Tanpa dorongan yang sedemikian rupa, kegiatan membaca nyaring itu akan menjadi hambar dan tidak hidup. Membacakan teks berita memerlukan teknik tersendiri, yaitu lafal harus jelas, intonasi harus tepat, dan volume suara harus sesuai. Lafal merupakan pengucapan bunyi. Pelafalan bunyi tersebut tepat apabila diucapkan sesuai dengan daerah artikulasinya. Intonasi merupakan tinggi rendah suara disebut pula tone atau nada suara dalam membaca teks berita. Volume dalam teknik membaca merupakan keras lemah suara yang diucapkan.
Apabila lafal, intonasi, dan volume suara tepat, pembacaan berita akan berhasil dengan baik. Intisari berita yang dibacakan akan dapat sampai ke telinga pendengar dengan jelas.