Denger kata,"Bikin sinopsis...!" Wah, kayaknya udah males aja ya karena pikiran kita pasti,"Pasti baca..! Pasti nanti mata gue pegel..! Pasti nanti mata gue kering..! Pasti bikin puyeng..!". Mendengar bisikan hati macam itu pasti udah membelah ucapan guru. Wah parah ya..! Gampang kok bikin sinopsis segampang kita ngupil. Mau bukti? Nih:
1. Membaca lengkap secara memindai
Kalian tau gak yang namanya Scanner? Cara kerja Scanner itu mengcopy terus-terus menerus dari target menuju bahan copy-an. Nah, scanner kan mengcopy sesuatu yang penting. Jadi kita ga usah pusing pusing baca, kita tinggal baca dan menggaris bawahin yang diperlukan sebagai gagasan utama. Pake pensil jangan pake stabilo agar kita tidak menyalah pahami yang mana gagasan utama dan gagasan tambahan.
2. Tidak perlu panjang lebar
Kalian ga usah berpikir kalo sinopsis panjang, kita cuma perlu garis besarnya aja kok. Coba cermati kalimat ini: Saya merupakan putra dari keluarga miskin yang biasa mendapat recehan dari orang-orang yang menaruh belas kasihan pada wajah cemong berparas hancur bagaikan Nagasaki yang terjatuhi bom atom Amerika Serikat tahun 1945. Dari kalimat tadi dapat digaris bawahi kalimat,"Saya merupakan putra dari keluarga miskin".
3. Cermati hal diatas lalu gunakan kalimat "efektif"
"Saya masih menangisi keadaan yang sangat amat menyedihkan dimana saya dan dia berboncengan di jalan Pantura dan dia meninggal dengan naas dan bersimbah darah." Lihat tulisan yang dimiringkan! Sangat dan amat merupakan kata yang sama-sama mengartikan Jamak. Jadi, kita gak perlu nambahin, cukup satu aja kok. Trus yang kedua,"Saya dan dia" sama aja kayak kami.
4. Tulis dialog dan monolog secara garis besar.
Aturan Main:
1. Sinopsis tidak boleh menyimpang dari cerita lengkapnya
Ini nomor satu, kalo ini udah nyimpang berarti semua salah. Sama aja kaya laki-laki nyimpang gimana? Jadi bencong/banci kan?
2. Tidak boleh panjang dan lebar.
3. Harus sepadan isi di sinopsis dengan isi di novel maksudnya makna apa yang terkandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar