Rabu, 04 Agustus 2010

Penulisan Laporan Perjalanan

Kita semua pasti pernah melakukan perjalanan, entah ke luar kota, entah ke mancanegara, entah ke kutub selatan dan utara, atau cuma menengok kerabat di kampung sebelah. Nah, sudahkah Anda mendokumentasikan kisah perjalanan Anda dalam sebuah tulisan?

Berikut tips dari Bung Akmal, wartawan Tempo di milis apsas yang ia kelola:
Melakukan perjalanan (ke luar kota, luar negeri) baik untuk kepentingan pekerjaan atau sekadar hobi pribadi, merupakan aktivitas yang sangat menarik.Banyak manfaat yang bisa diambil. para prosais dan penyair merekonstruksi ulang perjalanan itu dalam pelbagai bentuk kreatif. fotografer mengabadikannya dalam komposisi-komposisi visual.

Salah satu bentuk yang lebih umum, dan lebih cepat dikerjakan, adalah catatan perjalanan (bisa juga disebut “kisah perjalanan” atau apa pun nama lainnya), yang bisa dengan lekas dipublikasikan di media cetak umum. Melihat tingginya dinamika perjalanan anggota milis apsas, saya sarankan apsasian untuk membiasakan diri membuat sebuah catatan perjalanan yang bisa dipublikasikan bagi pembaca umum. salah satu kiat untuk ini diberikan oleh martin li, seorang penulis perjalanan dan fotografer asal Inggris yang biasa menulis untuk travel intelligence, london.
inilah beberapa poin utama dari :

Tulisan perjalanan adalah bagian dari reportase, bagian dari catatan harian, dan bagian dari penyediaan informasi bagi pelancong atau mereka yang hendak melakukan perjalanan. penulis perjalanan melakukannya dengan beragam gaya dan teknik yang berbeda.
Dari sisi pembaca, tatkala membaca tulisan perjalanan, mereka mungkin berharap bisa turut merasakan apa yang dialami penulis. aa melibatkan diri dalam tulisan dengan mengungkapkan pengalamannya ketika melakukan perjalanan.
Tentu, seorang penulis kisah perjalanan tidak sekadar menceritakan pengalamannya, tetapi juga mendeskripsikan tempat dan aktivitasnya. Dengan demikian, pembaca selain turut merasakan pengalaman penulis, juga mendapat informasi tentang lokasi yang menjadi tujuan perjalanan serta peristiwa yang menyertainya.
Berikut beberapa tips untuk membuat tulisan perjalanan.

1. Sudut pandang
sudut pandang yang segar, jika mungkin, meliputi beberapa pokok permasalahan yang tidak biasa. kreatiflah dalam menulis perjalanan, termasuk dalam menggunakan gaya bahasa seperti metafora dan simile yang penuh daya dan orisinal.

2. Personal
ambil pendekatan sendiri untuk sebuah tempat yang dikunjungi, sebuah
aktivitas yang anda coba lakukan atau sebuah petualangan mendebarkan yang
sedang anda kerjakan. apa yang sesungguhnya menginspirasi anda? Kenali dan
jelaskan kepada pembaca.
Cerita harus memiliki suara dan sudut pandang personal. ingatlah bahwa sebagian besar tempat yang anda tulis, sangat mungkin sebelumnya SUDAH ditulis orang lain. Ini merupakan tantangan untuk mendapatkan sesuatu yang baru dan orisinal untuk dikatakan kepada pembaca.

3. Jenaka
tulisan perjalanan hendaknya memiliki sebuah nada yang cerah, cemerlang, hidup, dan jenaka. perjalanan adalah sebuah proses berangkat dari yang familiar menuju kepada yang asing dan
tidak familiar, sering kaya akan peristiwa komedi dan jenaka.
Masukkan komedi ke dalam tulisan di tempat yang patut dan jangan takut membuat pembaca tertawa. Juga, jangan takut untuk memasukkan ”kecelakaan”, misalnya, ke dalam bagian-bagian tulisan.tak perlu ‘jaim’. Ini dapat menjadi seperti bacaan berharga.

4.Surprise
Beri kejutkan kepada pembaca. berikan pembaca sesuatu yang tidak biasa,
sesuatu yang hanya diketahui sedikit orang—tentang suatu lokasi misalnya.
lakukan ini dengan mencoba aktivitas yang tidak biasa, bertemu dengan
orang-orang yang baru, terlibat ke dalam adegan yang asing ketika
berada dalam sebuah perjalanan.

5. Seimbang
tulisan perjalanan harus memadukan observasi personal, deskripsi dan komentar
dengan informasi praktis yang berguna bagi pembaca. jadi, ada keseimbangan
yang cermat antara pengalaman personal, deskripsi lokasi, deskripsi kegiatan
atau peristiwa. dan ingat bahwa saat menulis sebuah kisah perjalanan, anda juga seorang wartawan sehingga akurasi fakta tetap harus diperhatikan.

6. Kutipan
untuk memperkaya tulisan kutip komentar teman perjalanan atau pengunjung suatu kegiatan atau lokasi. silakan mereka mengekspresikan perasaan mereka, kengerian, atau ketakjuban
mereka tentang suatu tempat atau kegiatan yang sedang berlangsung.
Lalu, setelah sebuah tulisan perjalanan selesai digubah, mau dikemanakan? dipampang di blog pribadi, oke-oke saja. dikirimkan ke media umum, juga tak ada salahnya. Jangan lupa berikut foto (dalam format jpg). jika dimuat, honornya tentu lumayan buat merencanakan perjalanan berikutnya.

Membacakan teks berita

Selamat siang pemirsa, kembali lagi dengan saya dimana hal yang dianggap tabu akan kami kupas setajam SILET..!! Heheheheheh, mungkin itu yang teman-teman temukan dalam acara Silet. Coba liat deh kalo nonton acara gossip atau acara berita. Gimana mukanya? Gimana posisi duduknya? Gimana suaranya? Pasti kadang kita tertawa melihat para pembawa acara kayak gituan. Oke deh akan aku kasih tau deh caranya.
  1. Pembaca harus mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam bacaan.
  2. Memperhatikan penekanan pembacaan pada kata-kata penting.
  3. Harus memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, sebab pembaca harus memperhatikan teks sekaligus sesekali melihat kepada pendengar.
  4. Pelafalan harus jelas dan benar, sebab setiap kesalahan pengucapan akan terlihat.
  5. Suara harus lantang meskipun dibantu dengan alat pelantang suara (microphone) .
Menurut Tarigan (1999: 25), seorang pembaca nyaring yang baik biasanya mempunyai motivasi tinggi untuk menyampaikan sesuatu kepada para pendengarnya. Sesuatu yang penting tersebut dapat berupa informasi baru, pengalaman berharga, uraian, humor yang segar, atau bait-bait puisi. Tanpa dorongan yang sedemikian rupa, kegiatan membaca nyaring itu akan menjadi hambar dan tidak hidup. Membacakan teks berita memerlukan teknik tersendiri, yaitu lafal harus jelas, intonasi harus tepat, dan volume suara harus sesuai. Lafal merupakan pengucapan bunyi. Pelafalan bunyi tersebut tepat apabila diucapkan sesuai dengan daerah artikulasinya. Intonasi merupakan tinggi rendah suara disebut pula tone atau nada suara dalam membaca teks berita. Volume dalam teknik membaca merupakan keras lemah suara yang diucapkan.
Apabila lafal, intonasi, dan volume suara tepat, pembacaan berita akan berhasil dengan baik. Intisari berita yang dibacakan akan dapat sampai ke telinga pendengar dengan jelas.

Deskripsi

Pengertian Deskripsi

1. Deskripsi adalah karya tulis yang melukiskan sesuatu. Artinya apa-apa
yang dapat diamati oleh si penulis yang mungkin juga oleh si pembaca
(Muchlisoh, 1993:349)
2. Deskripsi adalah tulisan yang
memaparkan rincian atau detail tentang suatu objek, sehingga imajinasi dan
sensitifitas pembaca atau pendengar seperti melihat, mendengar, merasakan
atau mengalami langsung objek dan peristiwa tersebut
(Gorys Keraf 1984)
3. Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Karangan deskripsi memiliki ciri-ciri seperti:
  • menggambarkan atau melukiskan sesuatu,
  • penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera,
  • membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.
Pola pengembangan paragraf deskripsi:
  • Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek kusus ruangan, benda atau tempat.
  • Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.
  • Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.
Langkah menyusun deskripsi:
  1. Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
  2. Tentukan tujuan
  3. Mengumpulkan data dengan mengamati objek yang akan dideskripsikan
  4. Menyusun data tersebut ke dalam urutan yang baik (menyusun kerangka karangan)
  5. Menguraikan kerangka karangan menjadi dekripsi yang sesuai dengan tema yang ditentukan

Contoh topik yang tepat untuk karangan deskripsi:

  • Keindahan Tanah Lot
  • Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional
  • Keadaan ruang praktik
  • Keadaan daerah yang dilanda bencana
Contoh deskripsi berupa fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.

Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diselingi warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.


Prinsip.
Ada tiga prinsip dalam menulis deskriptif:
- Dalam penulisan deskripsi ada satu clear dominant impression (kesan dominan yang jelas). Misalnya kalau kita ingin menjelaskan mengenai seekor anjing, penting kita memilih dan memberi tahu pembaca apakah anjing itu mengancam atau binatang yang jinak menyenangkan. Kita harus memilih satu kesan dominan itu, tidak bisa dua-duanya. Kesan dominan ini akan memandu kita memilih detail dan ketika disusun dalam kalimat akan menjadi jernih bagi pembaca.
- Penulisan deskrispi bisa obyektif atau subyektif, memberikan penulis pilihan kata, warna kata, dan suasana yang cukup luas. Misalnya, deskripsi obyektif seekor penyu akan menyebutkan fakta tinggi, berat, warna, dan lainnya. Deskripsi subyektif tetap membutuhkan rincian obyektif itu tetapi juga menekankan perasaan penulis terhadap penyu itu, dan juga kebiasaan dan personalitinya, seperti penyu tidak bisa bersuara, selalu berada di air (laut), tidak bisa melawan ketika di daratan, kondisi kesakitan.
- Tujuan dari penulisan deskripsi adalah melibatkan pembaca sehingga ia bisa membayangkan sesuatu yang kita deskripsikan. Karena itu penting menggunakan detail yang spesifik dan konkret.

Aturan
- Penulisan deskripsi bergantung pada detail konkret yang ditangkap oleh panca indra. Ingat kita memiliki lima panca indra.
- Penulis harus hati-hati memilih detail untuk mendukung kesan utama yang dipilih. Atau dengan kata lain, penulis memiliki wewenang untuk menyingkirkan detail yang tidak sesuai dengan kesan utama.
- Deskripsi sangat sering bergantung pada emosi yang ingin ditunjukkan. Karena itu kata kerja, kata keterangan kata kerja, dan kata sifat lebih bisa digunakan menunjukkan emosi dibandingkan kata benda.
-Kecuali deskripsi yang obyektif, kita harus yakin kesan utama yang dipilih itu membuat pembaca percaya (suatu kondisi mental yang komplek menyangkut keyakinan, rasa, nilai, dan emosi)

Strategi
- Pertama coba sampaikan semua detail; kemudian kesan utama dibangun dengan detail ini.
- Pastikan detail Anda konsisten dengan kesan utama. Untuk memudahkan catat lima panca indra dalam selembar kertas, apa yang tersensor.
- Coba membawa pembaca berdasarkan urutan kronologis ruang dan waktu. Misalnya, menjelaskan urut-urutan perjalanan kereta dari satu tempat ke tempat lain atau menjelaskan aliran sungai dari mata air sampai ke rumah tangga.
- Gunakan pendekatan dulu-sekarang-nanti untuk menunjukkan proses perubahan atau perbaikan. Misalnya keadaan hutan sebelum ditebang, keadaan sekarang.
- Pilih emosi dan coba deskripsikan. Mungkin lebih sulit untuk memulainya tetapi akan berarti ketika sudah jadi. Meningkatkan kemampuan menulis deskripsi, menajamkan indera Banyak penulis frustasi karena cerita yang mereka tulis datar-datar saja dan tidak ada elemen kehidupan. Mengapa? Cerita tidak dalam dan tidak menarik karena pembaca tidak mendapatkan gambaran situasi yang jernih. Hanya melalui penulisan deskripsi penulis bisa mentransfer gambaran situasi yang hidup (antara lain karena menimbulkan emosi) dan jernih.
Untuk bisa menulis deskripsi dengan baik, panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, perabaan) penulis menjadi penting. Bagaimana penulis bisa menajamkan panca inderanya?